Korsel Sebut RI Minta Korting Sepertiga Pembayaran Produksi Jet Tempur
SEOUL -- Indonesia mengusulkan pengurangan pembayaran untuk proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan (Korsel) menjadi sekitar sepertiga dari jumlah aslinya, kata seorang sumber Yonhap di Seoul pada Senin (6/5/2024). Kabar itu muncul di tengah kekhawatiran Korsel atas penundaan pembayaran yang dilakukan Jakarta.
Indonesia baru-baru ini menyarankan untuk membayar total 600 miliar won atau sekitar Rp 7,09 triliun untuk proyek jet KF-21, kata mereka, setelah awalnya setuju untuk membayar sekitar 20 persen dari program senilai 8,1 triliun won atau sekitar Rp 95,6 triliun yang diluncurkan pada 2015 untuk membangun pesawat tempur supersonik canggih pada 2026.
Jakarta awalnya setuju untuk membayar jumlah tersebut sebagai imbalan atas penerimaan satu model prototipe dan transfer teknologi, serta memproduksi 48 unit di Indonesia. Namun, Jakarta dikatakan telah mengusulkan pengurangan jumlah pembayaran untuk transfer teknologi yang lebih sedikit.
Sejauh ini, Indonesia telah menyumbang sekitar 300 miliar won atau sekitar Rp 3,5 triliun untuk proyek tersebut dan gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran. Sehingga komitmennya dipertanyakan.
Indonesia diketahui telah meminta Korsel pada akhir tahun lalu untuk menunda pembayaran proyek tersebut hingga 2034. Namun, Seoul tetap mempertahankan pendiriannya bahwa pembayaran tersebut harus dilakukan sebelum batas waktu pembangunan pada 2026.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan konsultasi sedang dilakukan dengan Indonesia, dan menambahkan bahwa pemerintah belum memutuskan apakah akan menerima proposal tersebut.