KSAU Kunjungi Dassault Aviation, Naik Kokpit Jet Rafale
JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono bersama delegasi TNI AU melakukan kunjungan resmi ke pabrik Dassault Aviation di Paris, Prancis, Selasa (25/6/2024). Dalam kunjungan perdana tersebut, Tonny menjajal kokpit jet tempur Rafale.
Tonny datang didampingi adalah Asisten Intelijen (Asintel) KSAU Marsda Benedictus Benny, Kapus Alpalhan Kemenhan Marsma Yusran Lubis, Athan RI untuk Prancis Marsma Anang Surdwiyono; Atase Udara untuk Prancis Kolonel Pnb Nur Alimi; Koorsmin KSAU Letkol Pnb I Gusti Ngurah Sorga serta dua staf KSAU, yaitu Mayor Pnb Binggi Nobelmdan Kapten Tek Rangga Andi Perdana.
"Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperdalam pemahanan tentang pengoperasian serta dukungan operasional pesawat tempur Rafale yang nantinya akan memperkuat TNI AU," demikian keterangan Dispenau dikutip di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Kunjungan itu juga wujud nyata komitmen TNI AU untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara Indonesia. Di antaranya, melalui penguasaan teknologi canggih serta integrasi sistem operasional yang modern.
Selama berada di Dassault Aviation, Tonny beserta delegasi TNI AU juga menerima paparan yang mencakup teknologi terkini di pesawat Rafale, strategi pemeliharaan dan perawatan pesawat, serta dukungan logistik yang dibutuhkan untuk menjaga kesiapan tempur pesawat dalam berbagai kondisi operasional. Kunjungan resmi tersebut kemudian dilanjutkan dengan peninjauan simulator Rafale dan proses manufaktur pesawat di fasilitas produksi Dassault Aviation.
Dalam peninjauan kali ini, Tonny menyaksikan bagaimana teknologi tinggi dan standar kualitas yang ketat diterapkan Dassault Aviatioj dalam setiap tahap produksi pesawat tempur tersebut. "Melihat langsung proses pembuatan pesawat Rafale juga memberikan keyakinan kepada KSAU dan delegasi TNI AU bahwa pesawat (Rafale) ini akan menjadi aset strategis dan signifikan bagi TNI AU," kata rilis Dispenau.
TNI AU melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI resmi melakukan pemesanan atas 42 jet tempur Rafale untuk memperkuat kedaulatan ruang udara NKRI. Pembelian Rafale sebagai ganti atas batalnya Kemenhan memesan jet Sukhoi Su-35 dari Rusia.