Home > Pertahanan

RI Hibahkan Senapan, Pistol, dan Amunisi kepada Militer Kamboja

Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto menyerahkan hibah secara simbolis kepada Jenderal Mao Sophan.
Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto bersama Jenderal Mao Sophan. Sumber: Seputarmiliter.id
Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto bersama Jenderal Mao Sophan. Sumber: Seputarmiliter.id

PHNOM PENH -- Pemerintah Republik Indonesia (RI) telah menyerahkan bantuan militer kepada Kamboja, berupa senapan, pistol, dan amunisi. Hibah barang produksi PT Pindad tersebut diserahkan oleh Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto kepada Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF) sekaligus Komandan Angkatan Darat Kamboja, Jenderal Mao Sophan di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, Kamis (29/8/2024).

"Acara hari ini menegaskan hubungan yang langgeng antara militer Indonesia dan Kamboja," jelas Dubes Santo. "Saya senang melihat bahwa hubungan yang kuat ini telah menjadi dasar bagi peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kami merasa terhormat dapat melakukannya di saat kami merayakan 65 tahun hubungan diplomatik."

Dubes Santo berharap, penguatan kerja sama pertahanan dan keamanan bilateral yang berkelanjutan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi perdamaian dan stabilitas di kedua negara, tetapi juga bagi kawasan secara keseluruhan. "Dalam lingkungan keamanan global yang semakin tidak dapat diprediksi, penting bagi Indonesia dan Kamboja, sebagai tetangga dekat dan anggota Komunitas ASEAN, untuk mendukung upaya meningkatkan kapasitas militer masing-masing secara bersama-sama," ujarnya.

Bantuan yang diserahkan kepada pemerintah Kamboja menunjukkan potensi industri pertahanan Indonesia. Selain itu, juga membuka dimensi baru dalam kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja, yang selama bertahun-tahun telah melaksanakan berbagai program peningkatan kapasitas dan pertukaran personel militer kedua negara.

Kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja dimulai pada 1970-an dan semakin diperkuat pada 1990-an. Setelah Paris Peace Agreement pada 1991, Indonesia mengirimkan lebih dari 3.900 penjaga perdamaian untuk terjun dalam misi UNTAC pada 1992-1993. Mereka disambut hangat oleh masyarakat Kamboja. Interaksi antara penjaga perdamaian Indonesia dan komunitas lokal menghidupkan kembali hubungan antara kedua negara setelah bertahun-tahun mengalami gejolak selama Perang Dingin.

Militer Indonesia secara rutin memberikan pelatihan bagi berbagai unit Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja, termasuk Pasukan Komando Khusus (Brigade 911) dan Markas Besar Pasukan Pengawal (BHQ). Kerja sama tersebut juga ditandai dengan seringnya pertukaran kunjungan di antara para pejabat senior militer kedua negara.

× Image