G20 EDM di Yogyakarta Sepakati Penanganan Sampah Laut dan Kurangi Emisi Gas Kaca
JAKARTA -- Pelaksanaan sidang pleno G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (1st EDM-CSWG) di Kota Yogyakarta, berakhir pada Rabu (23/03/2022). Dalam sesi terakhir jelang penutupan, semua delegasi negara G20 yang hadir mendukung elemen diskusi yang merupakan penjabaran dari tiga agenda prioritas G20 EDM-CSWG.
Hasil pertemuan tersebut merupakan sinyal positif dalam proses penyusunan communiqué G20 tingkat menteri bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim berkelanjutan. Nantinya, diadakan pertemuan EDM-CSWG selanjutnya yang diagendakan di Jakarta pada Juni 2022 dan di Bali pada Agustus 2022.
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanthi menyampaikan, para delegasi G20 bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim berharap agar communiqué yang disepakati memiliki pesan kuat mengajak masyarakat seluruh dunia melaksanakan agenda global yang telah disepakati. Pesan yang disampaikan terkait penanganan masalah lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim.
“Negara-negara G20 juga menyarankan dan berharap di dalam komunike tersebut nanti dapat memberikan pesan yang kuat tidak hanya kepada G20, tetapi juga kepada dunia, bahwa forum G20 secara serius, secara bersama-sama tetap berkomitmen dan memimpin pelaksanakan agenda-agenda lingkungan hidup dan perubahan iklim global yang telah ada," ujar Laksmi dikutip di Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Co-Chair G20 EDM-CSWG tersebut mencontohkan, beberapa komitmen masyarakat dunia, seperti agenda menangani sampah plastik laut (marine plastic litter), isu pengelolaan air, dan pengendalian perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca lewat target yang lebih ambisius, seperti dibahas saat COP 26 UNFCCC di Glasgow pada 2021.
"Jadi semua berharap proses pembentukan communiqué selanjutnya pada pertemuan EDM-CSWG kedua dan ketiga berjalan dengan baik, dan pada puncaknya di tingkat menteri bisa menghasilkan dokumen communiqué yang kuat dan juga mempunyai rencana aksi yang bisa diimplementasikan," tutur Laksmi. Communiqué tingkat menteri nanti menjadi masukan bagi penyusunan deklarasi para pemimpin G20 di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan pada November 2022.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro menambahkan, respon positif ditunjukkan delegasi G20 EDM dan organisasi internasional yang hadir atas hasil dialog yang dihelat dua hari itu. "Alhamdulillah isu prioritas dan subprioritas yang kita sampaikan mendapat dukungan dari negara-negara anggota, termasuk negara yang diundang dan organisasi internasional yang hadir," ujar Sigit.
Dia menyebut, untuk dialog EDM ada tujuh isu prioritas yang dibahas, yaitu land degradation (kerusakan lahan), biodiversity loss (kehilangan keanekaragaman hayati), marine litter (sampah di laut), water (pengelolaan air), sustainable consumption and resources efficiency (konsumsi berkelanjutan dan efisiensi sumber daya), sustainable finance (keuangan berkelanjutan), dan marine protection (perlindungan laut).
“Yang sudah diselesaikan dengan mencari masukan dari negara anggota G20 EDM adalah enam isu, kemudian untuk satu, yaitu sustainable consumption and resources efficiency dilaksanakan nanti di bulan Juni di pertemuan kedua," ucap Sigit.