Empat Calon KSAU, Eks Ajudan dan Sesmilpres Jadi Kandidat Terkuat
JAKARTA -- Proses pemilihan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-24 tinggal menghitung hari. Pasalnya, Marsekal Fadjar Prasetyo bakal purnatugas pada awal April 2024. Biasanya, pengganti Marsekal Fadjar akan dilantik sebelum pejabat lama memasuki masa pensiun. Dengan begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi akan melantik perwira tinggi (pati) bintang tiga untuk menjadi bintang empat di Istana Kepresidenan Jakarta pada akhir Maret 2024.
Muncul beberapa nama calon pengganti Marsekal Fadjar. Menurut catatan penulis, ada setidaknya empat kandidat KSAU. Pertama, Wakil KSAU Marsekal Madya (Marsdya) Andyawan Martono Putra. Abiturien Akademi Angkatan Udara (AAU) 1989 akan memasuki masa pensiun pada akhir April 2025. Dengan masa waktu yang singkat, eks penerbang F-16 Fighting Falcon ini sepertinya bakal susah meraih pangkat bintang empat. Posisi orang nomor dua di TNI AU sudah pas dengan Andyawan.
Kandidat berikutnya adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II Marsdya Mohamad Tonny Harjono. Alumnus AAU 1993 ini memiliki masa dinas kemiliteran sangat panjang sampai 4 Oktober 2029. Tonny dikenal dekat dengan Presiden Jokowi, karena pernah menjadi ajudan periode 2014-2016 dan Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 2020-2022.
Keunggulan lainnya, karier Tonny benar-benar lengkap. Sebagai penerbang F-16 dan Sukhoi, ia sudah tiga kali menduduki jabatan bintang tiga dan tiga kali pula menjabat komandan lanud (danlanud), yaitu Timika, Adi Soemarmo, dan Halim Perdanakusuma.
Tonny juga menjadi pelaku sejarah bersama tiga penerbang tempur lainnya juga mencatatkan manuver menerbangkan F-16 kala mencegat pesawat F/A-18 Hornet milik US Navy yang sedang mengawal kapal induk USS Carl Vinson pada 3 Juli 2003. Peristiwa itu dinamakan Insiden Bawean.
Kejadian itu bermula ketika dua pesawat F-16 TNI AU dari Lanud Iswahjudi dikirim untuk mengidentifikasi objek yang melintas di Laut Jawa, tepatnya perairan Bawean. Ketika F-16 versi kursi ganda sudah berhasil mengidentifikasi bahwa yang melintas adalah kapal induk maka harus berhadap-hadapan dengan lima pesawat Hornet, yang secara teknologi lebih unggul.
Beruntung terjalin komunikasi di antara kedua belah pihak. Alhasil, F-16 TNI AU yang sudah terkunci F-18 Hornet akhirnya bisa balik ke home base setelah bahan bakar menipis dan saling kontak dengan pesawat dari negeri Paman Sam tersebut. Dengan rekam jejak mentereng tersebut, tidak mengagetkan jika akhirnya Tonny diunggulan sebagai AU 1.
Kandidat ketiga adalah Marsdya Tedi Rizalihadi, yang saat ini menjabat Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas). Sebagai alumnus AAU 1991, Tedi memiliki masa dinas panjang sampai 18 Juli 2028. Sejak bintang satu sampai tiga, ia sudah menduduki 11 posisi dalam struktur Mabesau. Tedi layak dipertimbangkan sebagai lawan serius Tonny. Hanya saja, mantan penerbang Hawk MK-53 ini tidak memiliki kedekatan dengan Istana.
Kandidat terakhir ditempati Marsdya Samsul Rizal, yang mengemban jabatan Komandan Sekolah Staf dan Komando (Dansesko) TNI. Peraih Adhi Makayasa AAU 1990 ini bakal purnatugas dari kemiliteran pada 23 Februari 2027. Mantan Atase Pertahanan RI di Jerman dikenal sebagai penerbang tempur F-5 Tiger dengan callsign 'Hiraks'. Nama Samsul Rizal layak dimasukkan ke dalam daftar kuda hitam.