MADRID -- Keputusan tak terduga Spanyol untuk membatalkan akuisisi F-35 Lightning II buatan Amerika Serikat (AS) yang telah lama dibahas telah mengirimkan gelombang kejut ke dalam komunitas pertahanan dan keamanan Eropa. Pengumuman tersebut, yang secara resmi dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Spanyol pada Agustus 2025, merupakan salah satu pembalikan paling dramatis dalam pengadaan kekuatan udara Eropa dalam ingatan baru-baru ini.

Selama bertahun-tahun, Washington telah mempertimbangkan Madrid sebagai calon pembeli F-35, terutama untuk varian F-35B yang akan menggantikan armada Harrier Spanyol yang menua. Namun, dalam sebuah langkah yang mencerminkan pergeseran prioritas strategis, Spanyol telah memilih jalur alternatif yang menghindari ketergantungan pada teknologi AS.

Para komentator pertahanan Spanyol berpendapat, jet tempu KAAN dapat berfungsi sebagai jembatan sementara hingga Sistem Udara Tempur Masa Depan (FCAS) yang dipimpin Eropa matang pada 2040-an. Kemungkinan Spanyol beralih ke platform yang dikembangkan Turki menyoroti semakin beragamnya strategi pengadaan di dalam NATO.

Hal itu juga menggarisbawahi perjuangan Eropa yang lebih luas antara ketergantungan pada dominasi pertahanan AS dan dorongan untuk kedaulatan teknologi di seluruh benua. Intinya, pembatalan F-35 Spanyol tidak hanya mengubah arah pertahanan nasionalnya, tetapi juga mengangkat KAAN Turki menjadi sorotan sebagai alternatif strategis potensial dengan implikasi mendalam bagi keseimbangan kekuatan udara NATO di masa depan.

Defence Security Asia pada Sabtu (4/9/2025), melaporkan, kekosongan pilihan itu telah memicu perdebatan sengit di antara para analis tentang opsi apa yang mungkin diambil Spanyol untuk mempertahankan kredibilitas pertempuran udaranya. Di antara para pesaing yang kini menarik perhatian serius adalah jet tempur siluman generasi kelima KAAN milik Turki yang ambisius, sebuah proyek yang diposisikan Ankara sebagai alternatif yang layak bagi platform Barat.