Media Korsel Laporkan Delegasi Jepang Bertemu Korut di Mongolia
JAKARTA -- Jepang dan Korea Utara (Korut) mengadakan pertemuan rahasia di Mongolia pada pertengahan Mei 2024. Informasi itu dibocorkan sebuah surat kabar Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (13/6/2024), meskipun Pyongyang menolak melakukan pembicaraan apa pun. Sementara Tokyo terus membahas masalah penculikan warga negara Jepang beberapa dekade yang lalu.
Delegasi Jepang yang ikut pertemuan itu, termasuk seorang politikus pada pertemuan di dekat Ulan Bator, Mongolia tersebut. Sedangkan pihak Korut terdiri tiga orang, termasuk seorang individu yang terkait dengan Biro Umum Pengintaian, Badan Intelijen Korut, demikian laporan JoongAng Ilbo, mengutip berbagai sumber.
Kyodo melaporkan, di Tokyo, Juru Bicara Pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan, ia mengetahui laporan tersebut, namun menolak berkomentar karena "sifat masalahnya." Surat kabar itu mengatakan, pertemuan Jepang dan Korut dapat dilihat sebagai upaya negeri Komunis tersebut untuk menjajaki “terobosan secara ekonomi dan diplomatis.”
Laporan tersebut juga menginformasikan, Jepang dan Korut diperkirakan juga bertemu pada pekan lalu di Daerah Otonomi Mongolia dalam Tiongkok. Namun mengutip sumber terpisah yang mengatakan, "Tidak jelas apakah (kontak) tersebut dilakukan sesuai rencana."
Dengan harapan menyelesaikan masalah penculikan, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida berkomitmen pada Mei 2023 untuk memajukan "diskusi tingkat tinggi" di bawah komandonya langsung guna mewujudkan pertemuan puncak dengan pemimpin Korut Kim Jong Un.
Pada Februari 2024, saudara perempuan Pemimpin Korut Kim, Kim Yo Jong, seorang pejabat senior di Partai Pekerja Korea yang berkuasa, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea, "mungkin akan tiba suatu hari" ketika Kishida mengunjungi Pyongyang jika Jepang melakukannya. Korut tidak menjadikan isu penculikan sebagai “hambatan” antara kedua negara.
Namun, dia mengeluarkan pernyataan lain pada Maret 2024, yang mengatakan bahwa Korut akan "menolak setiap kontak dan negosiasi dengan pihak Jepang." Kim Yo Jong tiba-tiba mengkritik Tokyo karena "berpegang teguh pada isu-isu yang tidak dapat dicapai dan tidak akan pernah dapat diselesaikan."
Pada 11 Mei 2024, pada rapat umum yang menuntut agar para korban penculikan segera dikembalikan, Kishida berjanji untuk "lebih mengintensifkan" upayanya untuk mewujudkan pertemuan puncak dengan Korut.