Home > Mancanegara

Iran Produksi Drone Kamikaze yang Bisa Menyerang dari Dalam Air

Perkembangan drone gabungan teknologi siluman, AI, dan penargetan presisi, bisa berpotensi mengganggu keseimbangan di Teluk Persia.
Drone produksi Iran yang bisa beroperasi dari dalam air. Sumber:Tangkapan layar
Drone produksi Iran yang bisa beroperasi dari dalam air. Sumber:Tangkapan layar

TEHREN -- Peluncuran pesawat nirawak bunuh diri alias drone kamikaze pertama di dunia yang diluncurkan dari bawah air oleh Iran, baru-baru ini, menandai tonggak penting dalam peperangan modern. Hal itu menandakan era baru ancaman Angkatan Laut (AL) dan kemampuan militer asimetris.

Perkembangan yang menggabungkan teknologi siluman, kecerdasan buatan, dan penargetan presisi, bisa berpotensi mengganggu keseimbangan strategis di Teluk Persia dan sekitarnya. Ketika negara-negara di seluruh dunia berebut untuk memajukan program pesawat nirawak mereka sendiri, inovasi terbaru Iran menimbulkan pertanyaan kritis tentang pertahanan angkatan laut, tindakan balasan, dan masa depan pertempuran bawah laut.

Drone yang baru saja diungkap ini, yang kabarnya mampu diluncurkan dari bawah laut, menghadirkan ancaman unik bagi kapal militer dan komersial. Tidak seperti pesawat nirawak laut konvensional yang beroperasi di permukaan air, sistem tersebut memanfaatkan unsur kejutan, yang membuat deteksi dan intersepsi menjadi jauh lebih menantang.

Pertahanan antipesawat nirawak tradisional terutama berfokus pada ancaman udara atau permukaan, yang berarti AL mungkin perlu memikirkan kembali strategi pertahanan mereka untuk melawan ancaman bawah laut baru ini.

Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari pesawat nirawak bunuh diri Iran adalah integrasi kecerdasan buatan (AI)-nya. Navigasi bertenaga AI dan identifikasi target memungkinkan pesawat nirawak tersebut beroperasi secara otonom, sehingga mengurangi ketergantungan pada kendali manusia secara langsung.

Kemajuan tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi penyebaran tetapi juga mempersulit tindakan balasan, karena sistem yang digerakkan oleh AI dapat beradaptasi dengan kondisi medan perang yang dinamis secara real-time. Kemampuan untuk melacak dan menyerang target secara otonom memperkenalkan dimensi yang sama sekali baru pada peperangan bawah laut, yang berpotensi membuat pertahanan angkatan laut tradisional tidak efektif terhadap serangan yang dipandu dengan presisi tersebut.

Bulgarian Military pada Rabu (12/2/2025) melaporkan, implikasi strategis dari sistem senjata itu melampaui musuh langsung Iran. Sebagai negara yang sering terlibat dalam ketegangan geopolitik, pengembangan pesawat nirawak bunuh diri bawah air yang digerakkan oleh AI oleh Iran mengirimkan pesan yang kuat kepada kekuatan regional dan global.

Teluk Persia, titik kritis untuk pengiriman minyak global, dapat menjadi lebih tidak stabil jika Iran memilih untuk menyebarkan pesawat nirawak tersebut di perairan yang disengketakan. Kemungkinan digunakannya pesawat tak berawak ini untuk menargetkan kapal-kapal Angkatan Laut AS, kapal perang sekutu, atau pengiriman komersial menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya perlombaan senjata di kawasan tersebut.

× Image