Pakistan Kenalkan Drone Kamikaze BLAZE-25 Beratnya 25 Kg

ABU DHABI -- Pakistan telah memperkenalkan amunisi loitering (drone kamikaze) terbarunya, BLAZE-25 dalam Pameran & Konferensi Pertahanan Internasional (IDEX) 2025 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). BLAZE-25, yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan Pakistan terkemuka, adalah amunisi loitering pintar yang diluncurkan dari tabung dan dirancang untuk serangan presisi dalam skenario jarak pendek.
Sebagai anggota keluarga drone yang paling ringan dan paling ringkas, ia menawarkan keseimbangan antara fleksibilitas operasional dan daya mematikan. Dengan berat 25 kg, BLAZE-25 ditenagai oleh sistem propulsi listrik, sehingga sangat cocok untuk misi yang memerlukan tanda akustik dan termal yang rendah.
Drone ini memiliki jangkauan operasional hingga 75 kilometer (km) dan dapat berkeliaran di atas area target hingga 60 menit. Sehingga, hal itu memberi operator jendela pertempuran yang lebih panjang sebelum menyerang.
Salah satu fitur utama BLAZE-25 adalah fungsi gandanya. Dia dapat digunakan sebagai amunisi loitering tradisional atau sebagai drone pengintai. Saat beroperasi sebagai pesawat nirawak, ia mempertahankan jangkauan tautan data sejauh 10 km, jauh lebih pendek dari jarak tembak maksimumnya.
Hal itu menunjukkan integrasi kemampuan penargetan otonom, yang memungkinkannya beroperasi secara independen setelah dikerahkan. Sehingga mengurangi risiko gangguan atau gangguan sinyal. Pengungkapan BLAZE-25 oleh Pakistan di IDEX 2025 terjadi pada saat amunisi yang berkeliaran semakin menjadi elemen kunci peperangan modern.
Sistem itu telah menunjukkan keefektifannya dalam konflik baru-baru ini, memberi militer kemampuan serangan presisi yang hemat biaya terhadap target bernilai tinggi. Pengenalan BLAZE-25 menempatkan Pakistan di antara sejumlah negara yang terus berkembang yang berinvestasi dalam amunisi yang berkeliaran generasi berikutnya, segmen yang saat ini didominasi oleh Amerika Serikat, Israel, dan Turki.
Defence Blog pada Selasa (18/2/2026), melaporkan, sistem tersebut diharapkan menarik minat pembeli internasional yang mencari solusi berbasis pesawat nirawak yang terjangkau dan efektif untuk peperangan asimetris, operasi kontraterorisme, dan pertempuran militer konvensional.