Home > Mancanegara

Jet F-18 Super Hornet dari Truman Hancurkan Wilayah Houthi di Yaman

AS melakukan serangan presisi terhadap beberapa lokasi basis yang diidentifikasi sebagai penting bagi operasi Houthi.
Kapal induk USS Harry S Truman meluncurkan rudal dari Laut Tengah ke wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Sumber: Centcomp
Kapal induk USS Harry S Truman meluncurkan rudal dari Laut Tengah ke wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Sumber: Centcomp

SANAA -- Komando Pusat Amerika Serikat (Centcomp) pada 15 Maret 2025, meluncurkan operasi udara signifikan yang menargetkan lokasi yang dikuasai Houthi di seluruh wilayah Yaman. Hal itu menandai peningkatan penting dalam upaya yang sedang berlangsung untuk melawan ancaman di wilayah tersebut.

Serangan udara dengan mengirim jet tempur berasal dari kapal induk USS Harry S Truman, yang ditempatkan di Laut Merah. Dengan mengerahkan jet F/A-18E/F Super Hornet, AS melakukan serangan presisi terhadap beberapa lokasi basis yang diidentifikasi sebagai penting bagi operasi Houthi.

Serangan yang mengandalkan pesawat multiperan canggih yang dikenal karena keserbagunaan dan akurasinya, ditujukan untuk menetralkan fasilitas yang digunakan oleh kelompok yang didukung Iran tersebut. Selama ini, Houthi mengancam pasukan angkatan laut AS dan pelayaran internasional, khususnya yang melintas di Laut Merah.

Operasi yang dimulai pada dini hari waktu setempat di Yaman, dijelaskan oleh Centcom dalam sebuah pernyataan di X sebagai langkah yang disengaja untuk membela kepentingan AS dan menghalangi musuh. Pada Senin (16/3/2025), laporan awal mengonfirmasi keterlibatan jet berbasis kapal induk kelas Nimitz, yang menggarisbawahi peran penting mereka dalam misi tersebut.

Perkembangan yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Merah dan Teluk Aden, itu mencerminkan respons yang diperhitungkan terhadap tantangan terus-menerus yang ditimbulkan oleh aktivitas Houthi di lanskap konflik Yaman yang kompleks. Akar dari operasi AS dapat ditelusuri kembali ke serangkaian peristiwa yang telah terjadi selama beberapa bulan dan tahun terakhir.

Kondisi tersebut dipicu tindakan Houthi yang semakin berani terhadap lalu lintas maritim dan aset militer. Sejak akhir 2023, kelompok militan itu telah mengintensifkan kampanyenya di Laut Merah, menargetkan kapal-kapal komersial dan kapal perang AS dengan pesawat nirawak, rudal, dan persenjataan lainnya.

× Image