AS Setujui Penjualan SeaVision ke India, Cegah Dominasi China

NEW DELHI -- Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Dephan AS) pada 30 April 2025, mengumumkan langkah penting dalam kemitraan strategisnya dengan India. Dephan AS menyetujui penjualan perangkat lunak SeaVision senilai 131 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,17 triliun dan layanan dukungan terkait untuk meningkatkan kesadaran domain maritim India.
Kesepakatan yang difasilitasi melalui program Penjualan Militer Asing, mencakup peningkatan perangkat lunak, pelatihan, dukungan analitik jarak jauh, dan akses ke dokumentasi, yang membekali India dengan alat yang ampuh untuk memantau dan mengamankan perbatasan maritimnya yang luas. Meskipun penjualan perangkat lunak mungkin tampak biasa saja dibandingkan dengan kesepakatan besar yang melibatkan jet tempur atau sistem rudal, kemampuan SeaVision dapat membentuk kembali keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik, kawasan yang semakin ditentukan oleh persaingan dan ketegangan.
Bagi para pembaca kebijakan AS, perkembangan ini menimbulkan pertanyaan kritis: dapatkah sebuah perangkat lunak, alih-alih kapal perang baru, menjadi kunci untuk melawan ancaman yang meningkat di salah satu zona maritim paling diperebutkan di dunia? SeaVision bukan sekadar perangkat lunak biasa; ia adalah platform canggih yang dirancang untuk memberikan kesadaran situasional secara real-time di hamparan samudra yang luas.
Dikembangkan oleh Angkatan Laut AS dan digunakan oleh lebih dari 30 negara, termasuk sekutu utama, platform tersebut mengintegrasikan data dari berbagai sumber satelit, sistem radar, transponder Sistem Identifikasi Otomatis (AIS), dan bahkan sensor elektro optik, untuk membuat gambaran komprehensif tentang aktivitas maritim. Sistem itu melacak kapal, mengidentifikasi pola, dan menandai potensi ancaman, mulai dari penyelundupan hingga penangkapan ikan ilegal hingga manuver militer.