India Bangun Pusat Produksi Rudal Brahmos di Lucknow

NEW DELHI -- India telah membuka fasilitas produksi rudal BrahMos baru di Lucknow, ibu kota Uttar Pradesh, pada 11 Mei 2025. Fasilitas tersebut akan memproduksi 80 hingga 100 rudal jelajah supersonik setiap tahunnya, termasuk varian BrahMos-NG.
Dibangun dengan biaya 300 crore rupe India atau sekitar 36 juta dolar AS, pabrik tersebut diresmikan secara virtual oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Rajnath Singh dan ditempatkan di dalam Koridor Industri Pertahanan Uttar Pradesh (UP DIC). Pabrik tersebut tidak hanya akan menangani perakitan rudal tetapi juga pengujian, integrasi, dan produksi material kelas kedirgantaraan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) India mengatakan, fasilitas tersebut "mewakili komitmen India untuk memproduksi pertahanan secara mandiri." Rudal BrahMos yang dikembangkan perusahaan patungan dua negara, mampu diluncurkan dari darat, laut, atau udara dan mencapai kecepatan Mach 2,8 dengan jangkauan hingga 400 kilometer (km).
"Ini bukan sekadar senjata; ini adalah pesan tersendiri, pesan tentang kekuatan angkatan bersenjata kita, pesan pencegahan terhadap musuh kita, dan pesan tentang komitmen kita yang teguh untuk menjaga perbatasan kita," kata Menhan Singh selama peluncuran virtual, menyinggung Pakistan dan China tanpa menyebut nama mereka, sebagaimana dikutip dari Defence Blog pada Sabtu (24/5/2025).
Peluncuran Pusat Manufaktur BrahMos terjadi di tengah ketegangan perbatasan yang baru dengan kedua negara. India dan Pakistan masih berselisih setelah serangan mematikan di Kashmir, yang oleh New Delhi dikaitkan dengan militan yang bermarkas di Pakistan. Sementara itu, ketegangan dengan China terus berlanjut di sepanjang perbatasan Himalaya, yang dipicu oleh peningkatan penjualan senjata Beijing ke Islamabad dan aksi militer yang terus berlanjut.
Ajey Lele, wakil direktur Manohar Parrikar Institute for Defence Studies and Analyses, mengatakan, sistem BrahMos memberi India keunggulan karena kecepatan dan presisinya yang tinggi. Dia menjelaskan, usaha patungan tersebut telah terbukti menjadi "proyek yang cukup berhasil" dalam hal berbagi teknologi dan nilai strategis.
Pemerintah India memegang 50,5 persen saham di BrahMos Aerospace. Sementara Rusia memiliki 49,5 persen sisanya. Rudal tersebut dikembangkan melalui usaha patungan antara DRDO India dan NPO Mashinostroyenia Rusia.