Bio Farma Siap Produksi Obat yang Dikembangkan Kemenhan

JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Donny Ermawan Taufanto menerima audiensi Komisaris PT Bio Farma, Mayjen (Purn) Dr dr Tugas Ratmono di Ruang Tamu Wamenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025). Kedua pihak membahas potensi kerja sama strategis di bidang farmasi pertahanan.
Tugas Ratmono memaparkan, PT Bio Farma Group memiliki kapasitas produksi farmasi yang sangat besar, mencapai miliaran unit per tahun. Menurut dia, fasilitas produksi Bio Farma dapat dioptimalkan untuk memproduksi obat-obatan dengan formulasi yang dikembangkan oleh Kemenhan atau TNI. "Pendekatan ini tidak hanya berpotensi menekan biaya produksi dan membuat obat lebih terjangkau, tetapi juga akan mengoptimalkan pemanfaatan aset dan sumber daya BUMN farmasi demi kepentingan nasional," ucap mantan Kapuskes TNI tersebut.
Wamenhan Donny menyambut baik pertemuan itu untuk mendukung program-program strategis pemerintah, termasuk inisiatif "Koperasi Desa Merah Putih". Donny menjelaskan, Kemenhan atau TNI memiliki kemampuan awal dalam produksi obat-obatan esensial.
Dia menyebut, sinergi dengan kapasitas besar yang dimiliki oleh PT Bio Farma beserta anak perusahaannya seperti Kimia Farma dan Indofarma bisa sangat menguntungkan. Hal itu diharapkan dapat memastikan ketersediaan obat-obatan yang memadai, baik untuk kebutuhan prajurit maupun masyarakat luas, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan di masa depan.
Menurut Donny, dukungan regulasi untuk memperkuat industri farmasi domestik dibutuhkan kebijakan yang jelas, termasuk revisi peraturan terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan potensi penugasan khusus kepada BUMN farmasi untuk memproduksi obat-obatan esensial. Langkah itu bisa memberikan jaminan pasar bagi produk dalam negeri dan mendorong kemandirian alutsista kesehatan Indonesia, termasuk peningkatan kapabilitas fasilitas produksi di lingkungan Kemenhan/TNI agar memenuhi standar industri farmasi terkini.