Home > Nasional

Indonesia Sukses Selenggarakan COP-4.2 Konvensi Minamata Tentang Merkuri di Bali

Pertemuan COP berikutnya (COP-5) akan dilaksanakan di Jenewa, Swiss pada 30 Oktober-3 November 2023, di bawah presidensi Rumania.
Presiden COP-4 Konvensi Minamata, Rosa Vivien Ratnawati.
Presiden COP-4 Konvensi Minamata, Rosa Vivien Ratnawati.

BADUNG -- Presiden COP-4 Konvensi Minamata, Rosa Vivien Ratnawati secara resmi menutup pertemuan COP-4 segmen kedua (COP-4.2) Konvensi Minamata di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Sabtu (26/3/2022) pukul 05.20 WITA. Rapat pleno yang harusnya dijadwalkan selesai pada Jumat (25/3/2022) petang, terpaksa diperpanjang hingga dini hari.

Saat memberikan keterangan kepada pers di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu, Vivien menerangkan, penyelenggaraan COP-4.2 Konvensi Minamata pada 21-25 Maret 2022 berjalan dengan sukses. Pertemuan tersebut secara resmi ditutup hari Sabtu, (26/3/2022), pukul 05.20 WITA.

"Dengan selesainya penyelenggaraan COP-4.2, pemerintah Indonesia sukses menjadi tuan rumah seluruh rangkaian penyelenggaraan COP-4 Konvensi Minamata 2021-2022," Vivien sekalu dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Pertemuan COP-4.2 di Kabupaten Badung, Bali dibuka secara resmi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar pada Senin (21/3/2022). Pertemuan tersebut dihadiri sekitar 500 orang peserta yang merupakan perwakilan dari 103 negara Konvensi Minamata, badan PBB, regional center, organisasi pemerintah internasional (IGO), lembaga swadaya masyarakat (NGO), dan media.

COP-4.2 di Kabupaten Badung, Bali fokus membahas dua isu substantif. Pertama, mengkaji ulang dan amendemen Lampiran A and B, yang mana terdapat usulan dari beberapa negara untuk menambahkan pengaturan phasing-out produk mengandung merkuri dan proses industri yang menggunakan merkuri; kedua, effectiveness evaluation, yang merupakan kerangka untuk menentukan bagaimana evaluasi terhadap pengaturan konvensi dan langkah yang dilakukan oleh para negara pihak dalam mewujudkan tujuan konvensi.

Pascapeluncuran Deklarasi Bali oleh Menteri LHK pada hari pertama, Indonesia mendapat dukungan tertulis dari beberapa negara, seperti Argentina, Prancis, Estonia, Slovenia, Belanda, Belgia, Swedia, Austria, Jerman, Rumania, Ceko, dan Finlandia. Selain itu dukungan (co-sponsor) selama masa penyusunan pun telah diterima dari negara Sierra Leone, Kamerun, Chad, Burkina Faso, Mali, Filipina, dan RRT.

Selama persidangan lima hari, terlihat parties sangat bersemangat dan antusias dalam memberikan masukan konstruktif terhadap setiap isu yang dibahas. Proses negosiasi pun sangat dinamis dan cukup alot pada beberapa isu, terutama saat di grup diskusi (contact group).

Deklarasi Bali tidak berhenti pada COP, melainkan merupakan awal untuk menjalin koordinasi, kolaborasi, dan kerja sama lebih lanjut untuk bersama memerangi masalah perdagangan ilegal merkuri. Pertemuan COP berikutnya (COP-5) akan dilaksanakan di Jenewa, Swiss pada 30 Oktober-3 November 2023, di bawah presidensi Rumania. Indonesia siap terus berkontribusi aktif dalam persiapan COP-5, untuk melanjutkan upaya kolektif dalam mewujudkan Make Mercury History.

× Image