Antisipasi Konflik Cina Versus Taiwan, Filipina Beri Pelatihan Militer Warga Batanes
BATANES -- Lebih dari 100 penduduk Batanes secara resmi bergabung dengan pasukan cadangan Angkatan Laut Filipina. Hal itu terjadi ketika Filipina ingin untuk meningkatkan kehadiran militernya di provinsi paling utara dan wilayah terdekat dengan Taiwan. Hal itu merespons potensi paling buruk antara Cina dan Taiwan, yang bisa berdampak ke Filipina, karena lokasinya paling dekat dengan dua pihak yang bersengketa tersebut.
Sebanyak 119 warga (etnis) Ivatan mengakhiri pelatihan dasar militer Filipina dengan upacara wisuda pada di ibu kota provinsi Batanes, yaitu Kota Basco pada Sabtu (9/3/2024). Angkatan Laut Luzon Utara (NFNL) mengatakan, sejumlah rekrutan potensial lainnya yang terdiri dari 76 siswa Ivatan telah menjalani pelatihan juga di Basco sejak Februari 2024.
Inquirer.net melaporkan, Batanes diincar sebagai salah satu lokasi yang memungkinkan pada April mendatang, untuk latihan "Balikatan" berikutnya. Menurut Kolonel Angkatan Darat Filipina, Michael Logico, latihan tersebut melibatkan pasukan militer Filipina dan Amerika Serikat (AS).
Panglima Angkatan Laut Filipina, Laksamana Madya Toribio Adaci Jr mengatakan kepada pasukan cadangan baru dalam pidatonya, mereka akan berperan penting “dalam menyediakan lingkungan yang aman dan terlindungi” di Batanes. Dia menyebut, provinsi kepulauan tersebut sebagai “perbatasan terakhir dan paling utara” di negaranya.
"Ketika pemerintah membutuhkan mobilisasi atau kekuatan tambahan, Anda akan menjadi basis untuk ekspansi," kata Adaci seraya menambahkan bahwa mereka yang direkrut juga dapat membantu dalam bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana.
"Itulah mengapa kita harus meningkatkan kemampuan kita untuk melindunginya (Batanes) dari pihak-pihak yang ingin menyerbunya," kata Adaci menambahkan.
Dia juga mencatat infrastruktur militer di Batanes yang memungkinkan Angkatan Laut dan unit Angkatan Bersenjata Filipina lainnya melakukan patroli maritim di sana. Angkatan Laut memiliki detasemen di Pulau Mavulis, di ujung utara provinsi tersebut, yang berjarak sekitar 140 kilometer dari ujung selatan Taiwan.
Gubernur Batanes yang juga seorang tentara cadangan, Marilou Cayco, mengatakan kepada anggota baru dalam pidatonya "untuk berkomitmen pada pelayanan tanpa pamrih demi cinta bangsa kita". Pada Februari 2024, Panglima Angkatan Darat Filipina Letjen Roy Galido mendesak warga Ivatan untuk bergabung dengan pasukan cadangan militer. Hal itu setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Gilberto Teodoro Jr menyampaikan keinginan untuk meningkatkan kehadiran militer di Batanes.
Teodoro bersama dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr dan pejabat lainnya, mengunjungi provinsi tersebut pada 6 Februari 2024. Mereka juga mengunjungi Mavulis, pulau paling utara di Kepulauan Batanes, Filipina, yang berjarak paling dekat dengan wilayah Taiwan.
Menhan Teodoro juga memeriksa pembangunan Pangkalan Operasi Maju Angkatan Laut di Kota Mahatao, di pulau utama Provinsi Batanes. "Mulai tahun 2024, tempo operasional AFP (Angkatan Darat Filipina) akan lebih tinggi," kata Teodoro saat berkunjung.
Kepala Institut Urusan Maritim dan Hukum Laut di Fakultas Hukum Universitas Filipina, Jay Batongbacal, mengatakan kepada Inquirer bahwa peningkatan pos terdepan militer di Batanes "pasti akan membantu mengamankan wilayah penangkapan ikan dan nelayan kami beroperasi di sana."
Pakar keamanan maritim Ray Powell mengunggah di akun X pada 1 Maret 2024 bahwa dua kapal Cina atau Tiongkok "berkeliaran" di timur laut Luzon di Philippine (Benham) Rise. Batongbacal mengatakan Batanes "sangat penting jika terjadi agresi Cina terhadap Taiwan".