Eks Wamenhan Ungkap Prabowo Ingin Beli Sukhoi Su-35, Batal Akibat CAATSA

JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) periode 2019-2020 Wahyu Sakti Trenggono membagikan percakapannya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kala keduanya memimpin Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Trenggono saat ini menjabat menteri kelautan dan perikanan (KP) dan Prabowo menjadi presiden RI.
Dia mengungkapkan perbincangannya tentang posisi Indonesia yang terjepit di tengah tetangga yang memiliki alutsista modern. Trenggono pun mengaku, mendapatkan wawasan dari diskusi dengan Prabowo kala masih berdinas di Kemenhan.
"Indonesia di kiri kanannya kayak apa posisinya. Dan kita sendiri seperti apa. Lalu kemudian diri sendiri kekuatan kita dari mana, lalu musuh itu di level apa gitu, sehingga kalau kita mengejar. Contohnya, dulu sih kita suka diskusi, 'Pak kalau mesin perang itu gimana'," ucap Trenggono dikutip dari channel Youtube Total Politik di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Menurut dia, Prabowo menyampaikan apabila membeli alutsista, khususnya jet tempur dari Amerika Serikat (AS) maka kerugiannya adalah Indonesia tidak bisa leluasa bergerak. Hal itu lantaran Indonesia pernah punya pengalaman diembargo suku cadang oleh AS, sehingga jet tempur F-16 dan pesawat Hercules tak bisa terbang.
"Ya kalau kita beli dari negara, misalnya Amerika kita gak bisa apa-apa, karena dikunci semua, contohnya begitu. 'Jadi terus kemudian, dari mana Pak kalau begitu?' Beliau bilang, ya Rusia, kalau Rusia itu punya kebebasan jadi kita bisa kuat, nandingin 'cocok' saya (bilang) begitu," kata Trenggono menceritakan pandangan Prabowo.
Dia menyebut, ketika awal Prabowo mengemban pos menhan, kondisi alutsista, khususnya matra udara sangat memprihatinkan. "Karena waktu itu apa namanya pesawat tempur itu kan kita gak punya, kita cuma punya Sukhoi Su-27/30, terus F-16 yang sudah tua sekali yang diubah Falcon eMLU (Star-Enhanced Mid Life Update). Terus Hawk juga sisa lagi, pesawat Hawk itu dari Inggris," ujar Prabowo.
Dia pun mendapat wawasan dari Prabowo agar kekuatan udara Indonesia bisa bersaing di kawasan. Trenggono menyebut, Prabowo sempat ingin meneruskan kontrak pembelian Sukhoi Su-35 yang sudah diteken Menhan Ryamizard Ryacudu.
Namun, ketika akan dibeli, AS mengeluarkan The Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Kebijakan itu dikeluarkan bagi negara yang ingin transaksi dengan Rusia maka akan terkena sanksi. Alhasil, Indonesia membatalkan rencana membeli Sukhoi generasi 4,5 itu.
"Lha beliau kan mikir untuk ngimbangin F-35 dari Amerika. Dari mana Singapura sudah punya, Australia punya, ini kan negara-negara yang berafiliasi kepada, kita kan independen, lalu beliau bilang kita mesti beli (Sukhoi) Su-35, mau dieksekusi itu, keluar CAATSA, istilahnya dibanned, kita gak boleh, kita gak bisa, nih lihat kita tak punya kekuatan," kata Trenggono.
