KSAL Paparkan AL akan Diperkuat Drone Bayraktar Akinci dan Anka
JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali memaparkan rencana pengembangan dan pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kepada para seniornya. Di hadapan eks KSAL pendahulunya, Ali menjelaskan, rencana pembelian TNI AL ke depan.
Di antaranya, kapal selam Scorpene dan frigate PPA Fincantieri yang sudah dalam status kontrak. TNI AL juga akan diperkuat UAV ScanEagle yang berstatus hibah dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Dalam foto yang beredar, Ali juga menyampaikan rencana TNI AL melakukan pengadaan kapal destroyer.
Selain itu, Ali mengungkapkan, niatan TNI AL membeli drone Bayaraktar Akinci dan Anka dari Tuurki. Hanya saja, status drone tempur dan intai buatan Bayktar tersebut masih belum kontrak.
Tidak hanya itu, TNI AL juga berencana membeli pesawat MPA P-4, yang berfungsi untuk patroli maritim dan pengintaian di lautan lepas. Marinir pun juga bakal kebagian dengan pengadaan Assault Amphibious Vehicle (AAV) Marines yang digunakan untuk pendaratan pasukan di pantai.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membenarkan kabar jika sedang berusaha membeli drone buatan Turki. Tidak sekadar membeli, Kemenhan juga menargetkan bisa mendapatkan transfer teknologi dengan mengakuisisi dua drone kombatan, yaitu Bayraktar TB2 dan Anka.
Jika Bayraktar TB2 yang sudah beraksi di perang Suriah, Azerbaijan versus Ukraina, maupun Ukraina melawan Rusia diproduksi Baytar Technology maka Anka dibuat oleh Turkish Aerospace Industries (TAI), yang memiliki bodi lebih besar dengan daya jelajah lebih tinggi.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan, Marsda Yusuf Jauhari, misi pembelian pesawat tempur tanpa awak atau unmanned combat aerial vehicles (UCAVs) dari pabrikan Turki demi perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Hal itu karena dua pabrikan drone tersebut berkenan untuk bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Sehingga dengan alih teknologi maka ke depannya drone Bayraktar TB2 maupun Anka bisa diproduksi di Indonesia. "Ini dari sudut industri pertahanan nasional sangat menguntungkan, karena PT DI nanti bekerja sama dengan Baykar dan TAI dari Turki," kata Yusuf saat dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Jumat (10/2/2023).