Home > Nasional

Prof Dewi Fortuna Anwar Terima Penghargaan dari Timor Leste

Presiden Jose Ramos Horta memberi penghargaan Collar of the Order of Timor Leste kepada Prof Dewi.
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menyerahkan penghargaan kepada Prof Dewi Fortuna Anwar.
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menyerahkan penghargaan kepada Prof Dewi Fortuna Anwar.

JAKARTA -- Mantan Staf Khusus Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Prof Dewi Fortuna Anwar menerima penghargaan Collar of the Order of Timor Leste dari Presiden Jose Ramos Horta. Dewi Fortuna Anwar yang juga merupakan co-founder Foreign Policy Cimmunity of Indonesia (FPCI) menerima penghargaan itu di Dili, Timor Leste pada Kamis (16/5/2024).

Dalam siaran pers Kepresidenan Timor Leste, Presiden dan Peraih Nobel Perdamaian, Jose Ramos-Horta menganugerahkan Gelar Kehormatan Timor-Leste kategori 'Collar' kepada Profesor Dewi Fortuna Anwar dalam Presidential Lecture Seri II yang digelar di Istana Kepresidenan Nicolau Lobato, Dili.

Dewi Fortuna Anwar saat ini menjabat sebagai Profesor Riset di Pusat Penelitian Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN), Ketua Dewan Direksi The Habibie Center, dan akademisi di Komisi Ilmu Sosial-Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Dewi ikut mendirikan Komite Kebijakan Luar Negeri Indonesia dan pernah menjabat sebagai penasihat di beberapa organisasi internasional, termasuk Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal PBB untuk Masalah Perlucutan Senjata.

Dewi Fortuna Anwar adalah penasihat dekat Presiden Habibie pada 1999 ketika ia menyetujui referendum di Timor Timur, di mana 78,50 persen memilih kemerdekaan dari Indonesia. Usai penyerahan penghargaan, Presiden Ramos-Horta menjadi tuan rumah Presidential Lecture Seri II Tahun 2024 dengan topik "Keamanan dan Diplomasi Regional di Asia Tenggara, Tantangan dan Peluang".

Profesor Dewi menyampaikan ceramah, dengan memanfaatkan pengalamannya yang luas di dunia akademis, pemerintahan, dan aktivisme untuk menganalisis lanskap keamanan saat ini dan upaya diplomasi di kawasan. "Keahliannya terletak pada kebijakan luar negeri Indonesia, demokratisasi, ASEAN, serta isu-isu politik dan keamanan regional. Ceramah ini memberikan perhatian khusus pada bagaimana dinamika ini berdampak pada Indonesia dan Timor-Leste," begitu keterangan rilis tersebut.

× Image