Kim Jong-un Bersumpah Perkuat Korut dengan Senjata Nuklir
SEOUL -- Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah bersumpah untuk memperkuat kemampuan nuklir negaranya guna mencegah ancaman dari musuh. Dia menegaskan, Korut secara bertahap menjalankan kebijakan untuk meningkatkan jumlah senjata nuklir secara eksponensial.
Kim membuat janji tersebut dalam pidato pada pertemuan dengan pejabat senior partai dan pemerintah ketika memperingati ulang tahun ke-76 pendirian rezim Korut. Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada awal pekan ini, Korut merasa terancam dengan langkah Amerika Serikat (AS) yang memperluas blok militer di kawasan Asia Timur. Hal itu direspons Korut dengan dengan cara memperkuat persenjataan nuklir.
"Kesimpulan yang jelas adalah bahwa kekuatan nuklir DPRK dan sikap yang mampu menggunakannya dengan tepat untuk memastikan hak negara atas keamanan kapan saja harus lebih sempurna," kata Kim, menggunakan akronim dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) dikutip dari Yonhap.
Kim mengatakan, kekuatan militer Korut akan berkembang dengan cara yang "dipercepat dan berkelanjutan,". Dia pun tidak akan menetapkan batasan dalam mencapai tujuan tersebut.
"DPRK akan terus memperkuat kekuatan nuklirnya yang mampu sepenuhnya menghadapi segala tindakan mengancam yang diberlakukan oleh negara-negara saingan bersenjata nuklir dan menggandakan langkah-langkah serta upaya untuk membuat seluruh angkatan bersenjata negara, termasuk kekuatan nuklir, sepenuhnya siap untuk bertempur," kata Kim.
Pada pertemuan partai akhir 2022, Kim juga menyerukan peningkatan jumlah persenjataan nuklir secara eksponensial dan produksi massal senjata nuklir taktis. Pada September 2023, negara tersebut menetapkan kebijakan penguatan kekuatan nuklir dalam konstitusi.
Menyentuh tentang ekonomi, Kim menyatakan, kepuasannya atas kinerja ekonomi pada paruh pertama tahun ini, sembari menyerukan upaya lebih lanjut untuk mencapai tujuan ekonomi utama Korut. "Secara keseluruhan, hasil panen sejauh ini cukup baik dan mungkin diharapkan hasil panen yang cukup baik," kata Kim.
Terkait pemulihan dari kerusakan banjir, Kim menyebut, Korut telah menyusun langkah-langkah "prospektif dan tak terbalikkan" untuk mencegah bencana alam di masa depan. Hujan deras pada akhir Juli 2024, membanjiri daerah perbatasan di sepanjang Sungai Amnok di provinsi Phyongan Utara, Jagang, dan Ryanggang di Korut.
Hanya saja, pemerintah Korut belum mengungkapkan jumlah korban akibat bencana alam tersebut. Namun media di Korea Selatan memperkirakan jumlah orang yang tewas atau hilang mencapai lebih dari 1.000 jiwa.
"Kita harus menyelesaikan pemulihan dari kerusakan banjir dengan cara yang berkualitas dalam periode waktu yang telah ditentukan dan dengan demikian memastikan kehidupan normal dan stabil bagi masyarakat di daerah yang terkena banjir serta menempatkan sektor-sektor yang rusak dari ekonomi nasional kembali pada jalurnya agar dapat berhasil menyelesaikan perjuangan dengan alam," kata Kim.