Home > Mancanegara

Filipina, AS, Jepang, Australia Latihan Bersama di Laut China Selatan

Tujuan dari latihan ini bukan untuk mengganggu pihak lain. Latihan ini dirancang untuk interoperabilitas.
Kapal Coast Guard Filipina. Sumber: Seputarmiliter.id
Kapal Coast Guard Filipina. Sumber: Seputarmiliter.id

SUBIC -- Angkatan Bersenjata Filipina, Amerika Serikat (AS), dan empat negara lainnya memulai latihan angkatan laut bersama di lepas pantai Pulau Luzon yang berlokasi di utara Filipina yang menghadap Taiwan. Latihan bersama tersebut sebagai unjuk kekuatan angkatan laut di tengah meningkatnya ketegangan dengan China terkait Laut China Selatan.

Latihan tersebut dinamakan "Sama Sama," yang berarti kebersamaan, dan melibatkan hampir 1.000 pelaut dan personel dari Australia, Kanada, Prancis, Jepang, AS, dan Filipina. Latihan bersama juga berlangsung intensif yang berfokus pada peperangan antikapal selam, antipermukaan, dan antiudara.

Laksamana Muda (Laksda) Angkatan Laut AS, Todd Cimicata, mengatakan kepada wartawan di Pelabuhan Subic, di sebelah barat Manila menjelaskan, membangun kemitraan dengan sekutu utama menciptakan "efek pencegahan,". Hanya saja, dia menambahkan, latihan tersebut tidak ditujukan kepada negara tertentu.

"Tujuan dari latihan ini bukan untuk mengganggu pihak lain. Latihan ini dirancang untuk interoperabilitas," kata Cimicata dilaporkan Nikkei. "Ada pihak-pihak yang tidak mengikuti aturan, jadi kita harus menyepakati standar yang ada."

Latihan selama sembilan hari ini akan mempertemukan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut AS, USS Howard, fregat kelas Halifax Kanada, HMCS Vancouver, dan helikopter CH-148 Cyclone. Sementara Jepang berpartisipasi dengan pesawat amfibi Shin Maywa US-2 dan pesawat patroli maritim Kawasaki P-1, serta kapal perang dari Filipina.

Latihan itu dilakukan lebih dari sepekan setelah militer China mengatakan bahwa pasukan udara dan lautnya melakukan manuver di wilayah sengketa di Laut China Selatan, yang meningkatkan ketegangan di perairan yang tetap menjadi titik panas yang rawan di kawasan tersebut. Cimicata mengatakan, latihan tersebut direncanakan berbulan-bulan sebelumnya.

China mengeklaim, hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Tetapi, klaim tersebut tumpang tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Indonesia, yang memicu kemarahan dari negara-negara tetangganya serta AS, yang telah meningkatkan keterlibatan keamanan di kawasan tersebut.

Bulan lalu, AS melakukan latihan maritim bersama dengan Australia, Jepang, dan Filipina. Untuk pertama kalinya pula, Selandia Baru ikut latihan bersama itu di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina untuk meningkatkan interoperabilitas militer mereka.

Pasukan Rotasional Marinir AS-Asia Tenggara (MRF-SEA) akan berpartisipasi dalam setidaknya delapan latihan tahun ini dan tahun depan dalam penugasan ketiga mereka di kawasan ini, termasuk penugasan di Malaysia, Brunei, dan Indonesia. "Ini adalah formasi yang paling kuat yang pernah kami miliki. Dan ini juga melakukan latihan terbanyak sejak pembentukan MRF-SEA," kata komandannya Kolonel Stuart Glenn kepada wartawan.

× Image