Erdogan Sebut Negaranya Jadi Produsen Drone Terbesar di Dunia
ANTALYA -- Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan, negaranya kini menjadi produsen terbesar di dunia dalam pembuatan drone dan kendaraan udara tanpa berawak (UAV) dalam beberapa tahun terakhir. Langkah itu terjadi di tengah upaya Ankara untuk semakin meningkatkan kapabilitas dan industri pertahanannya.
Berbicara dalam upacara pembukaan massal di Provinsi Antalya, Turkiye bagian selatan pada Ahad (27/10/2024), Presiden Erdogan menyatakan, drone baru dari industri pertahanan Turki akan “menjadi contoh bagi dunia,” dan mengumumkan bahwa “kami memproduksi UAV bersenjata yang lebih besar, dan akan selesai dalam beberapa bulan mendatang.”
Erdogan juga menegaskan, Turkiye kini menjadi produsen terbesar di pasar global UAV, dengan perusahaan-perusahaan Turki dilaporkan mencapai 65 persen penjualan drone bersenjata di seluruh dunia sejak 2018. Komentar Erdogan tersebut muncul di tengah peningkatan tajam dan signifikan Turkiye dalam sektor drone, bersama dengan industri pertahanannya yang semakin menonjol, yang telah melihat UAV bersenjata dan pengawasan diproduksi, diuji, dan dikerahkan ke berbagai front konflik selama lima tahun terakhir.
Termasuk dalam konflik di Suriah, Libya, dan Azerbaijan, sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor. Di tiga lokasi peperangan itu, drone produksi Turkiye memegang peranan penting menentukan jalannya peperangan. Pun ketika awal-awal perang Rusia versus Ukraina, drone TB2 Bayraktar juga ambil bagian, hingga namanya menjadi perbincangan dunia.
UAV tersebut juga telah digunakan dalam tantangan domestik dan regional Turkiye, khususnya dalam perang Ankara melawan kelompok separatis dan teroris, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, Turkiye meningkatkan operasi seperti itu yang baru-baru ini setelah ada ledakan yang menyasar perusahaan pertahanan Turki pada awal bulan ini.
Upaya Turkiye untuk meningkatkan industri dan kapabilitas pertahanannya juga terjadi di saat kawasan sekitarnya menghadapi tantangan yang lebih besar akibat meningkatnya kekerasan Israel, khususnya karena ancamannya terhadap Iran dan kelompok-kelompok proksinya. Dalam iklim seperti itu, Erdogan menegaskan kembali, Turkiye harus memperkuat pertahanannya sendiri, dengan menyatakan bahwa, "Jika mereka (angkatan bersenjata Israel) memiliki Iron Dome, kami akan memiliki Steel Dome."