Pemerintah Trump Setuju Jual Rudal AGM-114 Hellfire ke Israel
![Rudal Hellfire produksi Lockheed Martin Corporation dijual ke Israel Sumber: Blog Defence/Brian Harris](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250210110508-947.jpg)
WASHINGTON -- Pemerintahan Donald John Trump telah menyetujui penjualan rudal udara ke darat AGM-114 Hellfire senilai 660 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,8 triliun kepada Israel. Hal itu memperkuat komitmen AS kepada sekutu utamanya di Timur Tengah tersebut.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengonfirmasi persetujuan tersebut, dan Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) juga telah memberi tahu Kongres tentang penjualan yang diusulkan. Kesepakatan tersebut mencakup 3.000 rudal AGM-114 Hellfire berbagai varian, beserta peralatan pendukung terkait, suku cadang, perangkat lunak, dokumentasi teknis, dan layanan pelatihan.
Pengiriman diharapkan dimulai pada 2028. Pemerintah AS menekankan, penjualan tersebut sejalan dengan kepentingan strategis mereka di Timur Tengah dengan memperkuat kemampuan pertahanan diri Israel.
Rudal tersebut akan meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Israel untuk melawan ancaman saat ini dan masa depan, mempertahankan infrastruktur penting, dan melindungi pusat-pusat populasinya. Kesepakatan itu juga akan meningkatkan interoperabilitas antara pasukan AS dan Israel, memastikan Israel tetap menjadi mitra militer yang berteknologi maju.
Pejabat Pentagon mengonfirmasi bahwa Israel akan dapat mengintegrasikan rudal tersebut ke dalam persenjataannya yang ada tanpa kesulitan. Menurut Deplu AS, penjualan tersebut tidak akan mengubah keseimbangan militer di kawasan tersebut, juga tidak akan berdampak buruk pada kesiapan pertahanan AS. Kontraktor utama untuk rudal Hellfire adalah Lockheed Martin Corporation, yang berkantor pusat di Troy, Alabama.
Saat ini, belum ada perjanjian offset yang diketahui terkait dengan kesepakatan tersebut, dan pemerintah AS telah menyatakan bahwa tidak ada personel Amerika tambahan yang akan ditempatkan di Israel sebagai bagian dari kontrak tersebut. Namun, Tim Lapangan Bantuan Teknis AS akan memberikan dukungan selama fase pelatihan.
Persetujuan itu datang pada saat ketegangan regional meningkat, dengan Israel terlibat dalam tantangan keamanan yang sedang berlangsung di berbagai bidang. Penjualan tersebut menggarisbawahi kebijakan lama Washington untuk memastikan Tel Aviv mempertahankan keunggulan militer kualitatif (QME) di kawasan tersebut, sebuah prinsip yang telah memandu penjualan senjata AS ke negara tersebut selama beberapa dekade.
Dikutip dari Defence Blog, Senin (10/2/2025), keputusan pemerintahan Trump tersebut menyusul serangkaian transfer senjata AS sebelumnya ke Israel, termasuk jet tempur, sistem pertahanan udara, dan amunisi berpemandu presisi. Langkah itu kemungkinan akan menarik perhatian dari para aktor regional, yang telah sering menyuarakan kekhawatiran atas berlanjutnya bantuan militer AS ke Israel.