Home > Mancanegara

Israel Dukung Rusia di Suriah demi Kurangi Pengaruh Turki

Israel mendesak AS untuk mendukung pangkalan militer Rusia yang berkelanjutan di Suriah sebagai penyeimbang kekuatan Turki.
Jet tempur Sukhoi Su-35 milik Rusia di Pangkalan Udara Hmeimim, Suriah. Sumber: Bulgarian Military
Jet tempur Sukhoi Su-35 milik Rusia di Pangkalan Udara Hmeimim, Suriah. Sumber: Bulgarian Military

TELV AVIV -- Dalam manuver strategis yang mencerminkan geopolitik Timur Tengah yang kompleks, Israel dilaporkan mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mendukung keberadaan pangkalan militer Rusia yang berkelanjutan di Suriah. Langkah itu sebagai penyeimbang pengaruh Turki yang semakin besar di kawasan tersebut.

Perkembangan terbaru dalam laporan Reuters pada 28 Februari 2025, muncul setelah penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada akhir 2024. Peristiwa kaburnya Assad ke Moswko telah mengubah dinamika kekuatan di Suriah dan meningkatkan kekhawatiran Israel tentang tetangganya di utara tersebut.

Menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, pejabat Israel telah melibatkan mitra senior AS di Washington DC dan perwakilan kongres di Israel, yang mengadvokasi kebijakan untuk mempertahankan fasilitas angkatan laut Rusia di Tartus dan pangkalan udara di Hmeimim. Kebijakan itu diambil untuk mencegah Turki mengonsolidasikan kendali atas Suriah pasca-Assad.

Kehadiran militer Rusia di Suriah, yang didirikan pada 2015 untuk mendukung rezim Assad, berpusat pada dua instalasi utama. Pangkalan Angkatan Laut Tartus, yang terletak di pantai Mediterania Suriah, berfungsi sebagai satu-satunya pelabuhan air hangat Rusia di luar Laut Hitam. Lokasi itu menampung fasilitas perbaikan, depot bahan bakar, dan tempat berlabuh yang mampu menampung hingga 11 kapal perang, termasuk fregat berpeluru kendali dan kapal selam.

Nilai strategisnya terletak pada kemampuannya untuk memproyeksikan kekuatan angkatan laut di seluruh Mediterania timur, yang didukung oleh produksi tahunan lebih 500 ribu ton pasokan. Adapun Pangkalan Udara Hmeimim, yang terletak di dekat Latakia, menampung kontingen penerbangan yang kuat, termasuk pesawat tempur Sukhoi Su-35, pesawat pengebom Su-34, dan helikopter serang Mi-24.

Dilengkapi dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter, tempat perlindungan pesawat yang diperkeras, dan sistem pertahanan udara S-400, Hmeimim memungkinkan Rusia untuk melakukan lebih 100 serangan mendadak setiap hari selama operasi puncak. Hal itu sudah ditunjukkan selama kampanye 2015-2017 membela Presiden Assad kala melawan pasukan pemberontak.

Pangkalan-pangkalan ini, yang diawaki oleh sekitar 4.000 personel pada awal 2025, mengandalkan jaringan radar canggih dan perangkat peperangan elektronik untuk mengamankan wilayah udara Suriah dan memantau ancaman regional. Alasan Israel untuk mendukung pijakan Rusia berasal dari ancaman yang dirasakan yang ditimbulkan oleh keselarasan Turki dengan kepemimpinan baru Suriah.

× Image