China Luncurkan Kapal Tongkang Rahasia, Analis Kaitkan Invasi ke Taiwan

BEIJING -- China telah menguji jenis baru kapal serbu amfibi yang dirancang untuk menurunkan kendaraan lapis baja dari tongkang sipil ke garis pantai yang belum dipersiapkan. Hal itu memicu spekulasi tentang tujuan penggunaannya dalam kemungkinan invasi ke Taiwan. Kemunculan kapal tongkang itu jelas menyedot perhatian dunia.
Beberapa kapal khusus yang berjumlah antara tiga sampai lima, terlihat di galangan kapal Guangzhou di kawasan China selatan. Tongkang-tongkang ini dilengkapi dengan jalur landai yang diperpanjang, konfigurasi yang menurut para ahli dioptimalkan untuk pengerahan pasukan yang cepat ke pantai Taiwan.
Setiap tongkang yang berorientasi pada invasi, memiliki jalur landai yang sangat panjang, membentang lebih dari 120 meter. Hal itu memungkinkan kendaraan maupun tank untuk beralih langsung dari kapal pengangkut ke daratan. Bagian belakang mencakup platform terbuka yang memfasilitasi operasi dok dan bongkar muat. Beberapa tongkang juga memiliki kaki penstabil yang dapat diturunkan ke dasar laut, memastikan stabilitas platform bahkan dalam kondisi cuaca buruk.
Tongkang-tongkang tersebut dirancang untuk berfungsi sebagai dermaga terapung, yang memungkinkan kendaraan militer, tanker bahan bakar, dan dukungan logistik untuk bergerak dari kapal ke pantai tanpa memerlukan pelabuhan yang mapan. Kemampuan itu akan sangat penting dalam operasi amfibi skala besar di mana China berupaya membangun pijakan di garis pantai musuh.
Analis pertahanan independen H.I. Sutton dari Naval News berkomentar, "Saya tidak suka jika benar tentang banyak hal," merujuk pada penilaian Januari 2025 sebelumnya kala ia meramalkan pengembangan apa yang disebut "tongkang invasi" ini. Analisisnya kini telah dikuatkan oleh berbagai sumber yang mengonfirmasi konstruksi dan pengujiannya.
Sutton pertama-tama merinci program tongkang rahasia China, yang menunjukkan bahwa kapal-kapal itu dibangun untuk skenario invasi Taiwan. Klaim itu telah mendapatkan daya tarik karena bukti lebih lanjut muncul tentang produksi cepat dan posisi strategisnya.
Konsep di balik tongkang tersebut memiliki kemiripan dengan "pelabuhan Mulberry" yang digunakan oleh pasukan Sekutu selama invasi Normandia 1944 dalam Perang Dunia II. Mirip dengan dermaga apung tersebut, tongkang invasi China tampaknya telah dikembangkan dengan cepat dan dengan tujuan operasional yang jelas. Sementara prototipe yang lebih kecil telah terlihat sejak awal 2022, pembangunan beberapa unit baru-baru ini, menunjukkan percepatan proyek.
Guangzhou Shipyard International (GSI), pemain kunci dalam perluasan angkatan laut China telah menjadi pusat produksi kapal-kapal nonkonvensional, termasuk kapal permukaan tak berawak besar dan kapal induk ringan. Munculnya tongkang serbu amfibi, menggarisbawahi upaya berkelanjutan China untuk memodernisasi dan memperluas kemampuan perang ekspedisinya.
Pengembangan tongkang-tongkang ini sejalan dengan strategi militer China yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan operasi amfibi skala besar. Dilaporkan Defence Blog pada Jumat (14/3/2025), pertahanan Taiwan sangat bergantung pada pencegahan pendaratan yang berhasil. Sehingga pengenalan platform itu dapat mengubah keseimbangan dengan memungkinkan penyebaran peralatan berat yang cepat ke pantai-pantai yang sebelumnya dianggap tidak dapat dilewati.
Dengan meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Taipei, kemunculan tongkang-tongkang yang berorientasi pada invasi kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu-sekutu Taiwan, termasuk Amerika Serikat dan Jepang. Jika dioperasionalkan, kapal-kapal itu akan secara signifikan meningkatkan kemampuan China untuk memproyeksikan kekuatan melintasi Selat Taiwan, yang selanjutnya akan mempersulit dinamika keamanan regional.