Kendaraan Lapis Baja Kirpi-II Produksi Turki Direbut Pasukan Rusia

KURSK -- Pasukan Rusia berhasil merebut kendaraan lapis baja Kirpi-II buatan Turki di wilayah Kursk. Hal itu setelah pasukan Ukraina dipaksa mundur oleh Rusia dari Kota Sudzha, Oblast Kursk.
Defence Blog pada Ahad (16/3/2025) melaporkan, penarikan mundur itu terjadi setelah serangan Rusia yang mengganggu jalur pasokan penting dan menghancurkan jembatan di rute akses utama ke kota itu, sehingga menghambat upaya evakuasi sejumlah peralatan Ukraina. Pada 17 Maret 2025, pejabat Ukraina secara resmi mengakui hilangnya kendali atas Sudzha.
Tetapi, mereka menegaskan kembali, pasukan Ukraina tidak dikepung. Pernyataan itu bertujuan untuk mengklarifikasi laporan yang saling bertentangan mengenai status operasional pasukan Ukraina di wilayah Rusia, yang dijadikan ajang pertempuran tersebut.
Sebelumnya, sudah diketahui publik bahwa Ukraina hanya menerima versi awal kendaraan Kirpi Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP) dari Turki. Namun, beberapa sumber kini melaporkan, Turki telah menyediakan sekitar 500 unit Kirpi-I generasi pertama dan tambahan 180 unit varian Kirpi-II yang lebih canggih kepada Ukraina.
Kirpi-II merupakan model yang ditingkatkan dengan fitur perlindungan yang ditingkatkan, kemampuan manuver yang lebih baik, dan sistem teknologi canggih yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup dalam kondisi pertempuran. Kendaraan tersebut dibedakan dengan kabin lapis baja monokoknya, yang dilengkapi dengan kaca depan lapis baja khusus, kursi peredam kejut, stasiun senjata, dan pintu darurat.
Didukung oleh mesin diesel turbo Cummins ISL9E3 8,9 liter dan bertenaga 375hp, kendaraan ini mampu mengangkut 13 pasukan, termasuk tiga orang awak (pengemudi, komandan, dan penembak). Dengan berat kosong 19.050 kg dan berat tempur 20.825 kg, Kirpi-II memenuhi standar perlindungan ranjau level empat dan perlindungan balistik level tiga STANAG 4569 (standar NATO), yang dilengkapi dengan spall liner.
Kirpi-II dapat bernavigasi melalui air hingga kedalaman 80 sentimeter (cm) dengan peningkatan opsional hingga 120 cm, menangani lereng samping 30 derajat dan gradien 60 persen, berukuran panjang 7,375 meter (m), lebar 2,865 m, dan tinggi 3,81 m. Kendaraan perang itu juga dapat digunakan melaju mencapai kecepatan maksimum 100 kilometer (km) per jam dan jangkauan 750 km.