Perdamaian Ala Trump dan Kecemasan Meningkat dari Jinping

Prof Jeong Jae-uk*
Di tengah upaya terbaru Amerika Serikat (AS) untuk mempercepat perundingan damai Rusia-Ukraina yang menguntungkan Moskow, China semakin gelisah seiring dengan bertambah eratnya hubungan Korea Utara (Korut) dan Rusia melalui perjanjian strategis baru serta pengerahan pasukan oleh Pyongyang. Negosiasi AS dengan Rusia tampaknya dimotivasi bukan hanya oleh keinginan untuk mengakhiri konflik Ukraina, tetapi juga oleh strategi yang lebih luas untuk membentuk kembali tatanan keamanan global melalui penguatan hubungan bilateral.
Visi pemerintahan Donald John Trump terhadap arsitektur keamanan internasional berpusat pada upaya mengisolasi China lebih lanjut, tujuan yang mungkin mencakup keterlibatan tidak hanya dengan Rusia tetapi juga Korut. Kecewa dengan respons setengah hati Beijing terhadap poros Korut-China-Rusia dan isu nuklir, Kim Jong-un semakin condong ke arah Presiden Vladimir Putin.
Putin yang menjaga komunikasi rutin dengan Trump dan menunjukkan dukungan terhadap sikap Korut, dipandang sebagai mediator potensial. Konteks ini membantu menjelaskan upaya keras Kim untuk mempererat hubungan dengan Rusia. Presiden China Xi Jinping kemungkinan merasakan campuran kecemasan dan kegelisahan saat ia mempertimbangkan kemungkinan "persaudaraan erat" antara Putin, Trump, dan Kim.
Prospek perubahan hubungan AS-Rusia setelah Trump kembali berkuasa, ditambah dengan kecenderungan Korut yang semakin mendekat ke Rusia, telah memperbesar ketakutan Beijing akan kehilangan pijakan strategis jangka panjangnya di Asia Timur Laut serta pengaruh tradisionalnya terhadap Pyongyang. Sebagai respons, China kemungkinan akan memprioritaskan perbaikan hubungan yang tegang dengan Korut guna menariknya kembali ke dalam lingkup pengaruhnya.
Namun, sebelum mengambil kesimpulan terburu-buru, China harus mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang dapat membentuk perkembangan masa depan. Salah satu faktor utama adalah ketidakpastian seputar pergeseran tujuan negosiasi dan potensi dimulainya kembali serta hasil pembicaraan AS-Korut.