Home > Mancanegara

Digunakan Pakistan, Rudal PL-15 China Mulai Debut Tempurnya

Serpihan rudal udara ke udara PL-15 buatan China berserakan di sebuah ladang Hoshiarpur, negara bagian Punjab, India.
Rudal udara ke udara PL-15 produksi China digunakan militer Pakistan. Sumber: X
Rudal udara ke udara PL-15 produksi China digunakan militer Pakistan. Sumber: X

ISLAMABAD -- Pada suatu pagi yang tenang di Hoshiarpur, sebuah kota kecil di negara bagian Punjab, India, pemerintah setempat menemukan sebuah barang yang mengejutkan: serpihan rudal udara ke udara PL-15 buatan China berserakan di sebuah ladang. Serpihan tersebut, yang dikonfirmasi oleh pejabat India, menandai penggunaan pertama senjata canggih tersebut dalam pertempuran.

Hal itu menjadi sebuah tonggak suram dalam konflik yang meningkat antara negara-negara tetangga yang bersenjata nuklir, India dan Pakistan. Penemuan pada Rabu (7/5/2025), terjadi di tengah-tengah serangan rudal dan serangan udara yang sengit, yang dipicu oleh serangan teroris yang mematikan di Kashmir dua pekan sebelumnya.

Ketika ketegangan meningkat ke titik tertinggi dalam beberapa dekade, keberadaan persenjataan China dalam konflik tersebut menimbulkan pertanyaan mendesak tentang pergeseran keseimbangan kekuatan di Asia Selatan dan meningkatnya peran Beijing di kawasan tersebut. Konflik tersebut meletus setelah serangan mengerikan pada 22 April 2025, ketika 26 orang, sebagian besar turis, tewas di Lembah Baisaran yang indah dekat Pahalgam di Kashmir yang dikelola India.

India dengan cepat menyalahkan kelompok militan yang berbasis di Pakistan, khususnya Lashkar e Taiba, karena mengatur serangan tersebut. Jelas saja, tuduhan India itu dibantah keras oleh Pakistan. Sebagai tanggapan, India meluncurkan Operasi Sindoor pada Rabu dini hari, serangan terkoordinasi yang melibatkan angkatan darat, laut, dan udaranya, operasi gabungan pertama dari jenisnya sejak perang tahun 1971.

Pasukan India menembakkan rudal presisi, termasuk rudal SCALP dan bom HAMMER, yang menargetkan sembilan kamp teroris yang diduga di seluruh Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan, termasuk benteng pertahanan Jaish e Mohammad di Bahawalpur dan Lashkar e Taiba di Muridke. Pihak berwenang India bersikeras bahwa serangan tersebut "terfokus, terukur, dan tidak menimbulkan eskalasi," dengan menghindari infrastruktur sipil atau militer Pakistan.

× Image