---

Pakistan mengutuk serangan itu sebagai "tindakan perang," melaporkan jatuhnya korban sipil, termasuk 13 orang tewas dalam serangan rudal di sebuah masjid di Bahawalpur, di antaranya dua gadis berusia tiga tahun. Juru Bicara Militer Pakistan Letjen Ahmed Sharif Chaudhry mengeklaim, serangan itu menghantam enam wilayah sipil, menepis tuduhan India yang menargetkan infrastruktur teroris sebagai "tidak berdasar dan tidak masuk akal."

Bulgarian Military melaporkan, Angkatan udara Pakistan membalas, mengeklaim telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk dua pesawat dan satu pesawat tanpa awak, meskipun pejabat India belum mengonfirmasi kerugian ini. Jet yang ditembak yaitu tiga Rafale serta satu Sukhoi Su-30 dan MiG-29.

Di tengah kekacauan itu, penemuan puing-puing PL-15 di Hoshiarpur menunjukkan Angkatan Udara Pakistan mengerahkan rudal China terhadap target-target India, sebuah perkembangan yang menggarisbawahi eskalasi teknologi konflik tersebut. PL-15, yang dikembangkan oleh Aviation Industry Corporation (AVIC) China, adalah rudal udara ke udara jarak jauh yang dirancang untuk menyerang target bernilai tinggi, seperti pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AWAC), tanker, dan pesawat tempur pada jarak melebihi 124 mil.

Pertama kali diuji pada 2012 dan dilaporkan mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) pada 2018, rudal tersebut memiliki pemandu radar aktif, motor roket berbahan bakar padat pulsa ganda, dan kecepatan melebihi Mach 5. Sistem navigasinya yang canggih, yang dilengkapi radar active electronically scanned array [AESA], memungkinkannya untuk melacak dan menyerang target dengan presisi tinggi, bahkan di lingkungan yang diperebutkan.

Versi domestik PL-15 diperkirakan memiliki jangkauan 124 hingga 186 mil. Sedangkan model ekspor, yang dikenal sebagai PL-15E, yang digunakan oleh Pakistan, memiliki jangkauan yang diperkecil sekitar 90 mil, menurut posting di X yang menganalisis kemampuan rudal tersebut.