Home > Mancanegara

Pesawat Pengebom H-6 China Berada di Pulau Woody Laut Cina Selatan

China juga mengirim pesawat peringatan dini KJ-500 dan pesawat angkut Y-20, saat ketegangan di Laut China Selatan meningkat.

Waktunya, tepat sebelum Dialog Shangri-La di Singapura, tempat para pemimpin pertahanan global seperti Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan membahas keamanan regional. Hal itu menunjukkan pesan yang disengaja kepada para pemain regional dan AS.

Pesawat pengebom H-6, landasan kemampuan serangan jarak jauh China, merupakan turunan modern dari Tupolev Tu-16 era Uni Soviet, yang pertama kali dikirim ke China pada 1958. Dibuat oleh Xi'an Aircraft Industrial Corporation, H-6 telah mengalami peningkatan signifikan selama puluhan tahun layanannya, mengubahnya dari peninggalan Perang Dingin yang ketinggalan zaman menjadi platform serbaguna untuk peperangan modern.

Varian terbaru, khususnya H-6K dan H-6N, dilengkapi avionik canggih, mesin turbofan Soloviev D-30KP-2 yang lebih baik, dan radius tempur sekitar 2.200 mil. Hal itu memungkinka pesawat tersebut memproyeksikan kekuatan melintasi Laut Cina Selatan dan melampaui Rantai Pulau Pertama, batas strategis yang meliputi Jepang, Taiwan, dan Filipina.

H-6K yang diperkenalkan pada 2009, memiliki kokpit kaca dengan layar LCD besar, radar yang dipasang di hidung untuk penargetan udara-ke-darat, dan enam titik keras di bawah sayap yang mampu membawa hingga tujuh rudal jelajah CJ-10A atau rudal antikapal YJ-12. H-6N, varian yang lebih baru, menggabungkan probe pengisian bahan bakar udara dan teluk bom yang dimodifikasi, yang memungkinkannya membawa rudal balistik atau drone yang diluncurkan dari udara, sehingga meningkatkan fleksibilitas strategisnya.

× Image