BOGOR -- TNI AL tak lama lagi akan diperkuat kapal induk Giuseppe Garibaldi asal Italia. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan, akuisisi kapal induk produksi Fincantieri tersebut akan digunakan untuk misi operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) atau misi kemanusiaan.

"Kapal induk ini masih kita dalami, mudah-mudahan bisa kita segera akuisisi. Nantinya kapal induk ini bermanfaat bagi operasi militer perang maupun operasi militer selain perang," ujar Ali saat acara Bakti Sosial TNI AL di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Menurut Ali, fungsi tempur kapal induk Garibaldi bakal difokuskan untuk misi kemanusiaan dan distribusi bantuan ke pulau-pulau terpencil dan terluat. Menurut dia, keberadaan kapal induk sangat membantu tugas TNI AL dalam menjaga perairan dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

"Dalam keadaan damai, kapal induk ini bisa digunakan untuk membantu masyarakat, terutama di daerah pulau-pulau terpencil, terluar, terdepan. Nanti juga kita tempatkan sejumlah helikopter yang bisa membantu mendrop bantuan-bantuan logistik," ucap Ali.

Garibaldi merupakan kapal induk pertama AL Italia (Marina Militare), yang dipensiunkan pada Oktober 2024 setelah bertugas selama 40 tahun. TNI AL bisa mendapatkan kapal induk itu secara gratis, namun harus merogoh kocek untuk perbaikan agar bisa dioperasikan ke Indonesia.

Saat ini, kapal induk Garibaldi ditempatkan di Arsenal Angkatan Laut Taranto. Kapal tersebut telah lama diturunkan ke peran sekunder setelah kedatangan kapal induk Cavour dan LHD Trieste.

Garibaldi, yang dibangun di galangan kapal Fincantieri di Monfalcone, mulai beroperasi pada 30 September 1985 sebagai kapal induk penjelajah. Dengan panjang 180 meter dan bobot benaman 13.370 ton, kapal tersebut bertugas sebagai kapal induk dari tahun 1987 hingga 2011, berpartisipasi dalam misi internasional dari Somalia hingga Balkan, dalam Operasi Enduring Freedom, yang melibatkan AV8B Harrier II di atas Afghanistan, dan dalam perang di Libya pada 2011.