Ekspor Produk Pertahanan Turki, Khususnya Drone Meroket 31 Persen

ANKARA -- Ekspor pertahanan dan kedirgantaraan Turki meroket 31 persen dalam 10 bulan pertama tahun 2025, dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Angkanya mencapai 6,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 111,8 triliun, kata Kepala Industri Pertahanan (SSB) Turki Haluk Gorgun pada Selasa (4/11/2025).
:Keberhasilan ekspor berkelanjutan di sektor kami adalah hasil dari kegiatan kerja sama industri pertahanan yang kami lakukan di seluruh dunia," kata Gorgun di platform media sosial Turki NSosyal, dilaporkan Turkish Minute, Kamis (6/11/2025).
"Kami melanjutkan upaya ini dengan tekad yang kuat," ucap Haluk menambahkan. Total ekspor Turki mencapai 224,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3.748 trliun pada periode yang sama, meningkat 3,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data resmi.
Para analis pertahanan mengatakan, angka-angka terbaru mencerminkan ekspansi Turki yang berkelanjutan ke pasar-pasar baru di Asia, Afrika, dan Eropa. Adapun permintaan kuat pasar di luar negeri, didominasi drone, kendaraan lapis baja, dan sistem angkatan laut buatan Turki.
Drone buatan Turki telah berkontribusi pada peningkatan ras drone dan perang di beberapa konflik Afrika, dengan pemerintah-pemerintah memperoleh Bayraktar TB2 dan sistem pendukung lainnya. Mereka menggunkan TB2 di wilayah-wilayah, seperti Etiopia, Sahel, dan Libya, menurut pemantau independen.
Penjualan drone Turki juga telah memicu perang Sudan, dengan pemasok-pemasok yang terkait dengan Ankara mendekati tentara negara tersebut dan, menurut investigasi, mempertahankan kontak yang menandakan penjangkauan kepada milisi saingannya. Hal itu memicu perlombaan untuk mendapatkan senjata UAV seiring dengan meningkatnya konflik.
