KUALA LUMPUR -- Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, negaranya sebenarnya belum mendekati pembelian jet tempur Chengdu J-10 dari China. Ucapan itu disampaikan setelah sebelumnya memberikan sinyal sebaliknya.

"Belum selesai (kontrak), kami masih melihat-lihat," kata Sjafrie Sjamsoeddin kepada Bloomberg News di sela-sela ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM), Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (31/10/2025).

Sebagai negara yang "bebas dan aktif, kami dapat pergi ke mana saja untuk melihat mana yang efisien, tidak mahal, dan tanpa persyaratan," kata Sjafrie. "Kami masih mempertimbangkan."

Sjafrie menyampaikan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI hampir mencapai kesepakatan untuk memperoleh jet tempur J-10, setelah para pejabat mengatakan mereka sedang mempertimbangkan pembelian pertama pesawat yang telah teruji pertempuran tersebut untuk memodernisasi angkatan bersenjata. Tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan oleh pejabat tersebut. Masih belum jelas berapa banyak pesawat yang sedang dipertimbangkan, dan berapa harganya.

Di bawah Presiden Prabowo Subianto, Indonesia telah menjajaki berbagai opsi jet tempur, baik dari mitra pertahanan tradisional maupun pemasok baru, meskipun tampaknya hanya sedikit kemajuan yang dicapai. Para pejabat Indonesia mengatakan tahun ini salah satu opsinya adalah meninjau kembali rencana akuisisi jet tempur F-15EX produksi Boeing Co dari Amerika Serikat (AS) dengan harga mahal.

Sjafrie menyampaikan pernyataan tersebut seusai menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Perang AS Pete Hegseth. Dia mengatakan kepada Bloomberg, mereka membahas cara-cara untuk memperkuat kerja sama pertahanan, termasuk melalui latihan militer multinasional andalan Indonesia, "Super Garuda Shield".