Home > Umum

Logo Halal Indonesia Terbaru Ada Sentuhan Budaya, Bentuknya Paling Beda di ASEAN

Logo Halal sembilan negara di Asia Tenggara mirip dengan logo Halal keluaran MUI sebelumnya.
Logo Halal di ASEAN, corak Indonesia beda sendiri.
Logo Halal di ASEAN, corak Indonesia beda sendiri.

JAKARTA -- Logo Halal baru yang diperkenalkan Kementerian Agama (Kemenag) menjadi bahan perdebatan seru di lini masa. Logo Halal keluaran Kemenag dianggap Jawa centris alias tidak mewakili budaya Nusantara seutuhnya, sehingga menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Logo Halal dengan warna utama ungu dan dan hijau toska sebagai warna sekunder menggantikan logo lawas yang dominan berwarna hijau. Logo Halal yang berbentuk gunungan wayang tersebut sangat kental dengan nuansa sentuhan budaya.

Jika dibandingkan dengan berbagai logo Halal di negara ASEAN, dan bahkan dunia, produk keluaran Kemenang ini terkesan antimainstream. Tidak mengherankan, muncul perdebatan di Twitter dan Instagram di kalangan masyarakat mengenai logo Halal yang bercorak budaya Jawa ini.

Akun Instagram seasia.co (Good News from Southeast Asia) pun mengunggah sembilan logo Halal yang digunakan resmi di sembilan negara Asia Tenggara. Dibandingkan dengan Brunei Darussalam, Kambodja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, logo terbaru Indonesia beda sendiri. Kesembilan negara itu memiliki logo halal mirip dengan milik Indonesia sebelumnya keluaran Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Kita mengetahui bahwa Indonesia baru saja mengubah logo halal. Sertifikasi halal adalah proses yang menjamin fitur dan kualitas produk sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Dewan Islam yang memungkinkan penggunaan tanda Halal. Ini terutama diterapkan pada produk daging dan produk makanan lainnya, seperti susu, makanan kaleng, dan zat aditif," demikian penjelasan akun seasia.co dikutip di Jakarta, Ahad (13/3/2022).

Sayangnya, dari ratusan komentar yang muncul, tidak sedikit yang menandang negatif lantaran logo Halal terbaru sangat berbau Jawa. Bahkan, sampai ada yang menyayangkan, mengapa penulisan Halal tidak dibuat universal agar mudah dibaca dan dikenali, sebagaimana negara lain. Meski begitu, ada juga yang suka dengan logo Halal baru yang dinilai tampilannya lebih segar.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama (BPJPH Kemenag), Muhammad Aqil Irham mengatakan, label Halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai ke-Indonesiaan. Bentuk dan corak yang digunakan merupakan artefak budaya yang memiliki ciri khas yang unik berkarakter kuat dan merepresentasikan Halal Indonesia.

"Bentuk label Halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk gunungan dan motif surjan atau lurik gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas. Ini melambangkan kehidupan manusia," kata Irham memberi ilustrasi.

"Bentuk gunungan itu tersusun sedemikian rupa berupa kaligrafi huruf arab yang terdiri atas huruf Ḥa, Lam Alif, dan Lam dalam satu rangkaian sehingga membentuk kata Halal," ucap Irham menambahkan.

× Image