Home > Mancanegara

AS Kerahkan 53 Jet F-16 dan 22 Pesawat Tanker KC-135 ke Arab Saudi

Penumpukan jet tempur dan serangkaian pesawat yang tangguh, menandakan peningkatan aktivitas militer AS di wilayah yang dekat dengan Iran.
Citra satelit jet tempur dan tanker milik Amerika Serikat di Pangkalan Udara Prince Sultan, Arab Saudi. Sumber: X
Citra satelit jet tempur dan tanker milik Amerika Serikat di Pangkalan Udara Prince Sultan, Arab Saudi. Sumber: X

RIYAHD -- Angkatan Udara Amerika Serikat (US AF) mengerahkan 53 jet tempur F-16, 22 pesawat tanker KC-135 ke Pangkalan Udara Prince Sultan, Arab Saudi. Citra satelit terkini telah mengungkap konsentrasi signifikan aset US AF di Pangkalan Udara Prince Sultan di Arab Saudi, yang memicu minat luas di kalangan analis dan pengamat. Dilaporkan pada 20 dan 21 Juni 2025, penumpukan jet tempur dan serangkaian pesawat yang tangguh, yang menandakan peningkatan aktivitas militer di wilayah yang sudah penuh dengan ketegangan.

Artikel ini membahas secara mendalam secara spesifik tentang penempatan tersebut, mengungkap kemampuan teknis pasukan yang terlibat, implikasi operasional, dan konteks strategis yang lebih luas. Dirancang untuk memberi informasi dan klarifikasi, pangkalan ini menawarkan pandangan terperinci tentang mengapa perkembangan ini penting—tanpa spekulasi atau sensasionalisme.

Terletak di gurun tengah Arab Saudi, Pangkalan Udara Prince Sultan merupakan poros operasi militer AS di Timur Tengah. Posisinya yang strategis, sekitar 700 mil dari perbatasan barat Iran, menjadikannya pusat penting untuk memproyeksikan kekuatan udara di seluruh wilayah. Pangkalan itu memiliki sejarah yang panjang, berfungsi sebagai tempat persinggahan utama selama Perang Teluk 1991 dan mendukung operasi AS di Irak dan Afghanistan.

Ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir, pangkalan tersebut sekarang memiliki landasan pacu modern, tempat perlindungan yang diperkeras, dan fasilitas logistik canggih yang mampu mendukung operasi udara skala besar. Kedekatan pangkalan tersebut dengan titik-titik konflik regional utama, termasuk Teluk Persia dan Yaman, meningkatkan nilai operasionalnya.

Pangkalan itu memungkinkan respons cepat terhadap ancaman dan mendukung berbagai misi, mulai dari pengawasan hingga operasi penyerangan. Menurut laporan tahun 2020 oleh Center for Strategic and International Studies, infrastruktur Prince Sultan memungkinkannya menampung lebih dari 2.500 personel dan puluhan pesawat, menjadikannya landasan strategi regional AS Laporan CSIS.

Keberadaan 22 jet KC-135 Stratotanker sangat penting untuk misi jarak jauh. Pesawat itu dapat mentransfer ribuan galon bahan bakar ke pesawat tempur dan pembom di tengah penerbangan, memungkinkan operasi jauh ke dalam wilayah udara yang diperebutkan. Satu KC-135 dapat menurunkan hingga 200 ribu pon bahan bakar, memperluas jangkauan F-16 hingga ratusan mil.

Menurut Boeing dikutip dari Bulgarian Military pada Selasa (24/6/2025), KC-135 telah menjadi andalan operasi udara AS sejak tahun 1950-an, dengan varian modern yang dilengkapi dengan sistem navigasi dan komunikasi canggih. Sedangkan, sekitar 53 jet F-16 yang dilaporkan di pangkalan tersebut merupakan pesawat tempur multiperan yang mampu menyerang target udara dan darat.

Dilengkapi dengan amunisi berpemandu presisi seperti JDAM (Joint Direct Attack Munition), F-16 dapat menyerang target dengan akurat dalam jarak beberapa meter. Kelincahan dan sistem radar canggihnya, seperti APG-83 SABR, membuatnya efektif melawan ancaman modern. Lockheed Martin mencatat bahwa radius tempur F-16 melebihi 500 mil, yang jika dipasangkan dengan pengisian bahan bakar KC-135, mencakup sebagian besar wilayah Timur Tengah Lockheed Martin F-16.

Di sisi lain, sepuluh pesawat C-130 Hercules menangani transportasi taktis, memindahkan pasukan, peralatan, dan perbekalan. Mampu beroperasi dari landasan pacu yang sempit, C-130 dapat mengirimkan hingga 42 ribu pon kargo atau 64 pasukan terjun payung. Keserbagunaannya mendukung pengerahan dan pemeliharaan pasukan yang cepat di medan tempur. Lockheed Martin menyoroti kemampuan C-130 untuk melakukan evakuasi medis dan misi kemanusiaan, sehingga menambah fleksibilitas pada perannya. Lockheed Martin C-130.

× Image