Home > Mancanegara

Jembatan Baru Sungai Yalu: Konflik Tersembunyi di Bawah Sungai

China bertujuan untuk merebut kembali pengaruh strategisnya atas Korut dan menstabilkan kawasan utara.
Pembangunan gedung bea cukai di perbatasan Korut-China. Sumber: Istimewa
Pembangunan gedung bea cukai di perbatasan Korut-China. Sumber: Istimewa

Oleh Seorang Diplomat Pembelot Korea Utara (Anonim)

Terletak di perbatasan antara China dan Korea Utara (Korut), Jembatan Baru Sungai Yalu telah selesai dibangun selama lebih dari 10 tahun, namun hingga kini tetap belum dibuka dan terbengkalai. Namun, sejak Februari 2025, sebuah gedung bea cukai mulai dibangun di sisi Korut, dan konstruksi serta pemeliharaan infrastruktur di sekitarnya mulai berjalan, menandakan adanya pergerakan menuju pembukaan jembatan tersebut.

Perubahan itu menunjukkan sesuatu yang lebih dari sekadar dimulainya kembali perdagangan. Pembangunan Jembatan Baru Sungai Yalu adalah proyek yang dipimpin oleh China dengan dalih memperluas perdagangan antara China dan Korut. Ketika China pertama kali mengusulkan pembangunan jembatan ini pada 2006, Korut menolaknya karena tidak adanya kebutuhan domestik yang nyata serta kekhawatiran akan potensi penggunaan militer oleh China, terutama kemungkinan serangan militer besar-besaran ke arah utara jika terjadi situasi darurat.

Pada 2010, China kembali mengusulkan untuk tidak hanya membangun jembatan tersebut, tetapi juga mendanai sepenuhnya pembangunan infrastruktur di sisi Korut, termasuk fasilitas bea cukai, jalan, dan rel kereta api tanpa biaya. Kali ini, Pemimpin Tertinggi Kim Jong-il langsung menerima tawaran tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai bukti pencapaiannya.

Pembangunan jembatan selesai pada 2014, tetapi China tidak memenuhi janjinya terkait investasi infrastruktur di Korea Utara, dengan alasan kelebihan anggaran. Pada 2015, Korut menetapkan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut sebagai salah satu dari "100 target pembangunan" dan mencoba menarik investasi swasta dari China untuk menyelesaikannya, namun gagal karena sikap China yang tidak kooperatif.

Akibatnya, Jembatan Baru Sungai Yalu tetap menjadi simbol kurangnya kepercayaan antara China dan Korut, dan tidak mampu menjalankan fungsinya selama lebih dari satu dekade. Dengan latar belakang itu, apa arti dari kegiatan konstruksi baru-baru ini? Meskipun bisa ditafsirkan sebagai sinyal pemulihan hubungan China-Korut yang sempat tegang akibat kedekatan Korut dan Rusia, di balik itu tersembunyi niat strategis tajam dari kedua pihak.

× Image