Home > Mancanegara

Bangladesh Berencana Membeli 20 Jet Tempur Chengdu J-10CE

Angkatan Udara Bangladesh (BAF) mengakuisisi jet tempur Chengdu J10C bernilai Rp 36,45 triliun, yang mencakup pengadaan, pelatihan, pemeliharaan, dan biaya terkait.
Jet tempur J-10CE
Jet tempur J-10CE "Vigorous Dragon" milik Pakistan yang menjadi incaran Bangladesh. Sumber: PAF

DHAKA -- Kunjungan bersejarah Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Dhaka Bangladesh pada Septmber 2023, untuk memperkenalkan jet tempur Rafale kemungkinan besar gagal membuahkan hasil. Pemerintah Bangladesh, yang khawatir dengan pesawat yang digunakan oleh Angkatan Udara India (IAF) yang menjadi tetangganya, dilaporkan berencana untuk mengakuisisi 20 jet tempur multiperan Chengdu J-10CE produksi China.

Menariknya, Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengeklaim, jet tempur J-10C mereka berada di balik penembakan jatuh jet Rafale India selama perang empat hari antara kedua negara pada Mei 2025. Hanya saja, klaim Pakistan itu dibantah India.

Pakistan secara resmi merekrut Chengdu J-10C ke dalam angkatan udaranya pada 2022. Jet tempur generasi 4,5 itu berfungsi sebagai pesawat tempur kelas menengah bersama jet tempur ringan yang dikembangkan bersama China-Pakistan, JF-17. Pesawat-pesawat tempur itu direkrut ke dalam Skuadron 15 'Cobra' PAF dan berpangkalan di Pangkalan Udara Minhas.

EurAsian Times dikutip Senin (13/10/2025), Angkatan Udara Bangladesh (BAF) diperkirakan akan mengakuisisi jet tempur Chengdu J10C bernilai 2,20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 36,45 triliun, mencakup pengadaan, pelatihan, pemeliharaan, dan biaya terkait. Pemerintah Bangladesh kemungkinan akan menandatangani perjanjian antarpemerintah. Kesepakatan tersebut dapat ditandatangani pada tahun anggaran 2026 atau 2027.

Dokumen yang dikutip oleh media Bangladesh menunjukkan, pembayaran tersebut kemungkinan akan disebar selama 10 tahun anggaran atau hingga tahun anggaran 2035-2036. Pengadaan jet tempur "Vigorous Dragon" dilakukan sebagai bagian dari rencana Bangladesh untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya di bawah Tujuan Angkatan Bersenjata 2030.

BAF telah memiliki 16 jet tempur Chengdu J-7 dari China dalam inventarisnya. Selain itu, Bangladesh juga telah mengajukan tender untuk delapan pesawat tempur multiperan (MRCA) pada tahun anggaran 2017-2018. Tender tersebut memiliki ketentuan untuk memesan empat pesawat lagi pada tahap kedua.

Proses pengadaan berjalan terlambat karena pandemi Covid-19 menghambat rencana modernisasinya. India bahkan mencoba menawarkan pesawat tempur ringan (LCA) dalam negerinya ke Bangladesh, mencoba memanfaatkan kesinambungan geografis. Namun, Bangladesh justru condong ke jet tempur Eropa.

Ketika persaingan semakin ketat antara Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale, Presiden Macron mengunjungi Dhaka dua tahun lalu. Hal itu menjadi kunjungan pertama orang nomor satu di Prancis setelah 33 tahun.

Sekarang, seorang pejabat BAF mengindikasikan kepada EurAsian Times, keputusan akhir pembelian J-10C baru akan diambil setelah pemilihan umum berikutnya. Pejabat tersebut menambahkan, "dengan Rafale dioperasikan oleh Angkatan Udara India, peluang Eurofighter Typhoon meningkat."

Jet J-10C masuk dalam daftar keinginan BAF setelah Marsekal Hasan Mahmood Khan mengunjungi China pada 2024. Hasan pun menyampaikan rencana angkatan bersenjata untuk mengakuisisi pesawat tempur multiperan dan helikopter serang.

Pembahasan mengenai pembelian itu semakin menarik perhatian selama kunjungan Penasihat Utama Bangladesh Dr Muhammad Yunus ke Beijing pada Maret 2025. Setelah kunjungan tersebut, sebuah komite antarkementerian yang beranggotakan 11 orang, diketuai oleh Kepala Angkatan Udara, dibentuk untuk menegosiasikan kesepakatan, menyelesaikan kontrak, dan mengevaluasi proses pengadaan G2G.

BAF saat ini mengoperasikan platform-platform tua seperti MiG-29 dan F-7, yang mulai usang dalam skenario tempur modern. BAF berupaya mengakuisisi jet tempur J-10C untuk meningkatkan kesiapan operasional dan kemampuan pencegahannya.

Komite yang dipimpin oleh Kepala BAF akan bernegosiasi dengan perwakilan China untuk menentukan harga akhir pesawat, menyelesaikan persyaratan pembayaran, menyiapkan draf kontrak, dan menyelesaikan semua prosedur terkait penyelesaian dan penandatanganan perjanjian. Adapun J-10CE merupakan varian ekspor J-10C China, yang merupakan jet tempur multiperan generasi 4,5 yang dilengkapi avionik canggih, radar, dan kemampuan jarak jauh.

Image
Eagle

Eagle flies alone...

× Image