Usai Buat Status Dokter Sumardi, Akun Mustofa Nahrawardaya Lenyap dan tak Bisa Diakses
JAKARTA -- Akun Twitter milik politikus Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya @TofaTofa_id yang memiliki ratusan ribu pengikut kini ditangguhkan. Akun tersebut tidak bisa lagi diakses setelah salah satu statusnya viral mengunggah tentang kematian dokter Sunardi di tangan Densus 88 Antiteror Polri.
Status duka cita itu disukai dan dikomentari ribuan akun hingga menjadi perbincangan jagat lini masa. Tidak hanya itu, Tofa juga sempat mengunggah jika Sunardi yang dilumpuhkan Densus 88 hingga tewas di Jalan Bekonang, Kabupaten Sukoharjo pada Sabtu (9/3/2022) malam WIB, banyak menghasilkan buku.
"Karya-karya almarhum dr Sunardi yang ditembak mati Densus 88 di Sukoharjo. Lihat besok analisis pemerintah seperti apa terhadap orang yang sudah wafat kayak dokter ini," demikian status Mustofa di akun @TofaTofa_id dikutip di Jakarta, Sabtu (12/3/2022).
Tidak hanya itu, Mustofa juga sempat membuat status mengingatkan salah satu kader Muhammadiyah di Sukoharjo agar hati-hati saja jika sudah masuk dalam daftar incaran. Hanya saja, ia tidak menjelaskan secara detail maksud cicitannya tersebut.
Kini, penulis tidak bisa lagi mengakses akun Mustofa, yang dikenal sebagai pengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Account suspended," demikian keterangan yang muncul. Hanya saja, beberapa tangkapan layar status Mustofa terakhir masih berserakan di lini masa.
Sebelumnya, tidak sedikit akun juga yang menyerang Mustofa, lantaran dianggap bersimpati dengan dr Sunardi yang memiliki kaitan dengan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Karo Penmas Divis Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan, penangkapan terhadap SU dilakukan lantaran melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif. "Yaitu dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas, yang sedang menghentikan tersangka, petugas yang naik di belakang mobil dobel kabin tersangka mencoba untuk memberikan peringatan, namun saudara SU tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengan kencang, serta menggoyangkan setir ke kanan ke kiri," kara Ramadhan di Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Menurut Ramadhan, Sunardi melakukan gerakan zig zag yang tujuannya untuk menjatuhkan petugas dan menabrak kendaraan masyarakat yang melintas. Karena situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, sambung dia, sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindoktdakan tegas dan terukur dengan melumpuhkan tersangka.
"Dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah, dan kemudian petugas membawa tersangka ke Rumah Sakit Bhayangkara Polrestabes Surakarta untuk penanganan medis, namun yang bersangkutan meninggal dunia saat dievakuasi," ucap Ramadhan.