Home > Umum

Fasilitas dan Layanan di Astra Cipali Menjadi Benchmarking Tol di Indonesia

Pengelola menyediakan fasilitas mandi air hangat bagi para sopir di rest area tipe B Tol Cipali.
Sejumlah kendaraan melintas di Tol Cipali kilometer 158, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Sejumlah kendaraan melintas di Tol Cipali kilometer 158, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Rasa kangen membuat Rani, warga Jakarta, memutuskan untuk menengok saudara di kampung halaman, tepatnya di Pabuaran, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pilihan pun jatuh menggunakan kendaraan pribadi untuk pulang kampung.

Bersama suami, ia memilih menyusuri jalan tol agar bisa lekas sampai di lokasi. "Road trip Jakarta-Cirebon melalui Tol Cipali," ujar Rani mengunggah video perjalanannya pulang kampung melalui akun channel Youtube pribadi dikutip di Jakarta, Kamis (24/3/2022).

Dia mulai merekam ketika mobil masuk gerbang Tol Cikampek Utama 1. Mobil dengan tenang menyusuri jalan Tol Cipali, yang memiliki nama lengkap Astra Infra Toll Road Cikopo-Palimanan (Astra Tol Cipali). Rani sengaja ingin mengabadikan momen perjalanan sehingga juga berhenti di setiap rest area yang dilewati.

Saat menemukan papan petunjuk, Rani pun mengitari rest area pertama di Tol Cipali yang berada di di kilometer (KM) 86. Sebenarnya, ia ingin sekaligus mengisi bahan bakar minyak (BBM). Namun, Rani baru menyadari jika rest area tersebut tidak tersedia layanan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

"Kita juga mau mampir pertama kali dari arah Cikampek, ke rest area di Tol Cipali. Ternyata ini tipe B, sehingga tidak ada SPBU. Namun, tetap ada untuk tempat sholat, toilet, dan tenda makanan, serta minimarket," kata Rani yang baru mengetahui status rest area tipe B setelah membuka mesin pencarian di ponsel.

Pantas saja ia mendapati rest area tersebut berukuran cukup kecil dan banyak truk berhenti di situ. Niatan untuk mengisi BBM pun diurungkan. Rani akhirnya keluar dari rest area untuk melaju kembali ke jalan bebas hambatan.

Setelah membuka Google Maps, ia menyadari jika rest area berikutnya tidak berjarak jauh dengan lokasi yang pertama. Mobil pun terus melaju hingga mendapati tanda rest area sudah dekat. "Kita masuk ke rest area tipe A di KM 102, yang menyediakan SPBU, minimarket, masjid, restoran, dan tenda makanan. Nah di sini tersedia SPBU sudah lihat sign-nya, ini rest area lebih besar dan lengkap," kata Rani.

Sembari menunggu antrean mengisi BBM, ia menjelaskan, jika tempat yang dikunjungi ini menawarkan fasilitas sangat lengkap. Layanan makanan dan minuman modern hingga tradisional tersaji hingga membuat pengendara memiliki banyak opsi.

"Di sini ada Starbuck, KFC, CFC, rumah makan sederhana, soto babat, garang asem, pringsewu, dan makanan lainnya, lengkap juga guys. Ada beberapa minimarket, Bright, Indomare, Alfa Ekspress," ujar Rani menjelaskan.

Tidak lama di rest area, mobil kembali melaju kencang di sepanjang jalan tol yang konstruksinya sangat mulus. Hal itu terlihat dengan mobil yang tidak bergoyang di sepanjang jalan. Belum lagi, pemandangan sawah dan padi menghampar luas di sepanjang Tol Cipali, membuat Rani merasa nyaman dengan perjalanan kali ini.

"Nah ini rest area ke-tiga tersedia di KM 130, yakni tipe B. Tidak menyediakan SPBU, tapi menyediakan mushola, toilet, dan tenand makanan. Ini rest area kecil mencari toilet dan makanan okelah," kata Rani sambi lalu.

Kemudian, setelah melaju lagi, ia mendapati rest area ke-empat yang terletak di KM 166. Di sini, tersedia SPBU, masjid ukuran besar, restoran, tenda makanan dan minimarket, yang bisa dipilih pengendara.

Rest area ini menawarkan pengendara untuk bisa bersantai sejenak melepas lelah atau menunaikan ibadah, sembari membeli makanan ringan atau pengisi perut sebelum melanjutkan perjalanan. "Ada masjid gede banget lho di rest area ke-empat. Jadi kayak selang-seling, tak ada SPBU, ada, tak ada (SPBU), ada. Ini yang ke arah Cirebon ya," kata Rani.

Tidak terasa, perjalanan sudah sampai ujung Tol Cipali. Rani pun mengeluarkan kartu uang elektronik untuk ditempelkan di alat pemindai Gerbang Tol Palimanan. "Nah sekarang kita lihat berapa tarif dari mulai masuk Cikampek sampai dengan keluar Cipali? Tinggal tap, tarif tol mencapai Rp 107.500 untuk jenis kendaraan roda empat," kata Rani. Dia pun masih meneruskan perjalanan di Tol Kanci-Palimanan (Palikanci) untuk nantinya keluar di Gerbang Tol Ciledug, untuk sampai di kampung halaman.

Departemen Corcom dan CSR Astra Tol Cipali Asri Fajarwati Ridwan menjelaskan, pengelola jalan tol menyediakan dua tipe rest area di sepanjang Tol Cipali. Dia menjelaskan, total ada delapan rest area yang berlokasi empat di sisi arah ke Cirebon dan empat lainnya di arah ke Jakarta.

Asri menjelaskan, untuk i tipe A memang fasilitas sangat lengkap, dan tipe B memang tidak tersedia SPBU. "Jadi kalau berkendara ke rest area tidak ada SPBU-nya, jangan bilang rest area itu tak lengkap, karena memang ada tipenya," kata Asri dikutip dari channel ASTRA Tol Cipali.

Dia menjelaskan, luas rest area tipe B lebih kecil dibandingkan dengan tipe A. Meski begitu, Asri memastikan, pelayanan yang diberikan pengelola tidak kalah daripada tipe A. Apalagi, Astra Tol Cipali mengelola langsung rest area tipe B sehingga bisa memberikan fasilitas lebih bagi pengguna jalan. Bahkan, pengelola sampai memikirkan kenyamanan pengemudi truk yang terbiasa menempuh perjalanan jauh.

Karena itu, pengelola menyediakan fasilitas mandi air hangat agar para sopir bisa kembali bugar kala melanjutkan perjalanan. "Di rest area tol Cipali yang tipe B itu kita punya kelebihan, mandi air panas. Ada shower air panas, jadi kalau mau mandi boleh, cuma memang diletakkan di belakang. Kita khususkan untuk pengendara yang golongan III ke atas mereka capek," ucap Asri.

General Manager Operation Astra Tol Cipali Suyitno menuturkan, Tol Cipali diresmikan untuk menyambut musim mudik Lebaran pada 2015. Dalam perjalanannya, sambung dia, Tol Cipali mengalami banyak perubahan dan perbaikan yang berlangsung begitu cepat. Mulai saat masih memberi pelayanan secara manual dengan menerapkan uang cash untuk transaksi pembayaran di gerbang tol hingga saat ini menggunakan uang elektronik, yang dampaknya mempercepat proses antren kendaraan.

Bahkan, Tol Cipali sudah siap menyambut aturan single lane free flow (SLMF) dan multi lane free flow (MLFF) yang sedang dicanangkan pemerintah. Suyitno menegaskan, Astra Tol Cipali sangat siap mengikuti aturan yang bakal diterapkan pemerintah.

"Ke depan setelah pemerintah mencanangkan SLFF dan MLFF, mungkin akan lebih baik lagi. Mungkin sudah tidak akan ada lagi transaksi di gerbang, bahkan mungkin gerbang sudah tidak diperlukan lagi," kata Suyitno menjelaskan peningkatan layanan yang diberikan pengelola kepada pengguna tol.

Menurut dia, Tol Cipali sudah menjadi benchmarking pelayanan tol di Indonesia. Sehingga pelayanan di Tol Cipali semakin baik seiring berjalannya waktu, yang ditujukan agar kepuasan pengguna jalan meningkat. Karena itu, berbagai fasilitas terus ditambah oleh pengelola.

Suyitno menyebut, pengelola juga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna jalan agar merasa nyaman ketika melintasi Tol Cipali. Untuk itu, Astra Tol Cipali menggandeng kepolisian untuk menyediakan kendaraan patroli bagi petugas PJR. Dengan menyediakan armada maka aparat bisa terus berpatroli di sepanjang jalan tol yang membuat pengendara mereka merasa aman sepanjang waktu.

Tidak hanya itu, pengelola juga memasang kamera pengawas (CCTV) di sepanjang tol untuk memantau aktivitas pengguna jalan dan meminimalisasi tindak kejahatan. Sehingga, semua pengguna jasa tol merasa aman dan nyaman lantaran pengelola sangat serius memberikan pelayanan maksimal.

"Banyak perubahan di jalan Astra Tol Cipali, misalnya di bidang transaksi ada berbagai penerapan teknologi saat kita di awal gunakan uang cash sekarang sudah uang elektronik. Demikian juga di lalu lintas, sebelumnya seluruh observasi kita itu dengan menggunakan unit kendaraan patroli yang ada itu sekarang dibantu dengan pemasangan unit kamera dengan di setiap satu kilometer," kata Suyitno.

General Manager Planning and Maintanence Astra Tol Cipali Heru Budi Sumaryanto menambahkan, pengelola juga menggandeng Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menjaga agar kualitas jalan tetap baik. Sehingga dengan pemasangan alat khusus di Tol Cipali maka truk overload overloading (ODOL) bisa langsung terdeteksi.

Hal itu lantaran selain dikeluhkan pengguna jalan lain, truk ODOL yang bergerak pelan juga berpotensi mempercepat kerusakan jalan. Karena itu, pihaknya terus berkomitmen menjaga pelayanan terbaik di jalan tol sepanjang 116,75 kilometer ini. Lagi-lagi, pemasangan teknologi dan fasilitas terkini di Tol Cipali dilakukan demi menjaga kepuasan pengguna jalan.

"Mereka bisa menempuh perjalanan dengan aman dan nyaman, serta waktu tempuh lebih singkat jika dibandingkan melalui Jalan Pantura. Kita juga ada alat weight in motion (WIM), yang mampu mengidentifikasi setiap kendaraan ODOL. Kalau kita lihat sekarang saya melihat sekali perkembangan Astra Tol Cipali, dengan berbagai fasilitas dan teknologi terus berkembang," kata Heru.

× Image