Plang Muhammadiyah Diturunkan Paksa Warga, Dokter Koko Siap Wakafkan Tanah
JAKARTA -- Penurunan plang bertuliskan "Pusat Dakwah Muhammadiyah Tampo" dan "Pimpinan 'Aisyiyah Ranting Tampo" secara paksa oleh sekelompok warga Desa Tampo yang didampingi Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Cluring, menyita perhatian publik. Papan nama itu terpasang di area halaman Masjid Al-Hidayah di Dusun Krajan, Desa Tampo, Kecamatan Cluring pada Jumat (25/2/2022) sore WIB.
Apalagi, video sekelompok warga yang memaksa penurunan papan nama Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dengan menggunakan gerinda untuk memotong plang dari besi lebih, viral di media sosial (medsos). Warga juga terlihat emosi dan menuding pemasangan plang tanpa izin.
Menyikapi hal itu, dr Andi Khomeini Takdir yang populer dipanggil Dokter Koko pun ikut bersuara. Melihat insiden yang menimpa Muhammadiyah, ia pun siap mewakafkan sebagian tanah miliknya. Lokasi tanah pun terbilang strategis di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
"Ada apa riuh di time line soal Pusat Dakwah Muhammadiyah di Banyuwangi? Saya tidak paham detail masalah di Banyuwangi. Tapi, kalau Muhammadiyah mau, saya hadiah wakafkan sepetak tanah di Raja Ampat. Dan, menurut saya, tidak seberapa luas, tapi lokasi terbaik," ujar Dokter Koko melalui akun Twitter, @dr_koko28 dikutip di Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Camat Cluring, Henri Suhartono menjelaskan, pencopotan plang dilakukan karena sudah menjadi keputusan bersama di tingkat Forpimka. Dia menyebut, ada undang-undang (UU) yang membuat plang nama itu harus dicopot, pertama masalah tata perizinan pendirian bangunan, dan kedua terkait kegiatan yang tak diinginkan warga sekitar.
"Untuk kondusivitas wilayah maka untuk sementara waktu tidak ada yang menghakimi antara ini dan itu. Sampai menunggu proses hukum lebih lanjut, monggo kalau proses hukum lebih lanjut," ujar Henri dikutip dari channel Youtube Discovery Banyuwangi.
Menurut Henri, keputusan pencotopoan plang memang untuk menjaga kondusivitas wilayah Desa Tampo, Kecamatan Cluring. "Maka kami harus mengatur kepentingan semuanya. Tidak ada kepentingan lainnya kami pun datang ke sini juga untuk (mengatur)," kata Henri.
Kepala Desa Tampo, Hasim Ashari menerangkan, kedatangannya bersama warga tidak ada niatan apapun, selain menjaga kondusivitas wilayah. "Kecuali untuk memelihara ketertiban untuk menjaga ketentraman untuk menjaga kekhusyukan ibadah, dan lain sebagainya," kata Hasim saat memberikan keterangan di depan puluhan warga di halaman masjid Al-Hidayah.