Presiden Macron Bangga Indonesia Beli Rafale, Produk Unggulan Industri Prancis
JAKARTA -- Presiden Prancis Emmanuel Macron turut berkomentar soal penandatangan kontrak pembelian 42 jet Rafale oleh Indonesia. Kontrak tersebut dilakukan oleh CEO Dassault Aviation Eric Trappier dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemenhan) Marsda Yusuf Jauhari dengan disaksikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Menhan Prancis Florence Parly menyaksikan penandatangan pembelian 42 jet Rafale di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Kamis (10/2/2022).
Macron menyambut baik kerja sama antara Prancis dan Indonesia. Dia menilai, pembelian jet tempur generasi 4,5 oleh Indonesia merupaka langkah tepat. "42 Rafale! Indonesia memilih keunggulan industri Prancis! Pengetahuan lebih dari 400 perusahaan Prancis dan ribuan pekerja yang merancang Rafale diakui. Di Indo-Pasifik, langkah baru ini memperkuat kemitraan kita," kata Macron lewat akun Twitter @EmmanuelMacron, dikutip di Jakarta, Ahad (13/2/2022).
Dengan pembelian Rafale maka Indonesia menjadi negara kedua di Asia Pasifik setelah India yang membeli jet tempur andalan yang juga dipakai Angkatan Udara Prancis tersebut. Menhan Parly pun bangga dengan keputusan Indonesia memilih Rafale. Menurut dia, pembangunan pesawat tempur dengan kemampuan omnirole itu melibatkan sampai 400 usaha kecil dan menengah (UMK) di Prancis.
"Keberhasilan ekspor baru ini merupakan kabar baik bagi ribuan insinyur dan pekerja yang bekerja pada produksi Rafale. Lebih dari 400 UKM terlibat dalam setiap pembuatan perangkat," ucap Parly.
Kehadiran jet Rafale untuk memperkuat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Semula, TNI AU sudah mengincar untuk membeli Sukhoi Su-35, namun batal karena ada program CAATSA, yaitu pemerintah Amerika Serikat akan menghukum Indonesia yang membeli produk dari Rusia. Enam unit Rafale akan datang pada termin pertama untuk menggantikan jet F-5 Tiger yang sudah dikandangkan semuanya pada 2015.